Senin 15 Juni 2015 Alhamdulillah kami sekeluarga diberikan
kesempatan Allah SWT untuk menikmati tol Cikapali (Cikampek Palimanan).
Perjalanan dimulai dari Jalan Karet Depok jam 13.30. Keluar Karet, laju
kendaraan diarahkan menuju tol Cijago melalui Jalan Juanda. Lancar tanpa
hambatan. Keluar tol Cijago, masuk ke tol Jorr.
Istirahat Shalat Ashar di rest area KM 19 hingga jam 16.00.
Kendaran berjalan menuju Cikampek. Alhamdulillah di tengah jalan ada spanduk sosialisasi
uji coba tol Cikapali. Kendaran type I gratis melewati tol Cikapali dari
tanggal 15 -20 Juni 2015.
Melewati Km 61, terdapat petunjuk bahwa untuk tujuan Cirebon harus
ambil lajur paling kanan. Laju kendaraan tetap dijaga 80 km/jam. Tidak mau
terburu-buru tidak juga terlalu lambat. Maklum tujuan ke Indramayu adalah untuk
silaturahmi dengan keluarga.
Di km 66 menjelang arah tol Purbalenyi, kita diingatkan lagi untuk
yang ke arah Cirebon, ambil lajur kanan. Menjelang masuk tol Cikapali di km 72,
beberapa orang pemandu mengibarkan bendera memandu agar pengendara berjalan
perlahan.
Selanjutnya ambil lurus arah Cikapali. Di depan pintu tol Cikopo,
beberapa jenis kendaraan telah mengantri di seluruh pintu tol. Terdapat sekitar
15 kendaraan di tiap pintu tol, saat itu jam menunjukan pukul 17.30.
Luar biasa, sepanjang jalan tol Cikapali, jalan sudah terlihat
rapih, kondisi jalan mulus, laju kendaraan tetap saya pertahankan di 80 km/jam.
Terdapat rest area yang sudah berfungsi. Terlihat beberapa kendaraan memasuki
rest area dan langsung parkir, menunjukan bahwa rest area sudah berfungsi
dengan baik.
Kekurangan yang terdapat pada tol Cikapali adalah sepanjang jalan
tol, jalan tidak memiliki penerangan jalan, jalan tol sangat gelap nan gulita. Pengendara
juga harus berhati-hati karena antara jalur arah Cirebon dan arah Jakarta,
kedua ruas hanya dibatasi oleh lubang semacam parit tanpa pembatas. Hal ini
sangat berbahaya, memungkinkan apabila ada kendaraan yang berpindah arah jalur akan
menyebabkan kendaraan dari arah sebaliknya bertubrukan. Apalagi antara kedua
ruas jalur tanpa penghalang cahaya. Cahaya lampu kendaraan dari arah Cirebon
terlihat menyilaukan bagi pengemudi yang datang dari arah Jakarta, begitupun sebaliknya.
Tiba saatnya melewati exit tol Kalijati. Jalan halus mulus tanpa hambatan
sebagaimana definisi jalan tol. Lantas melewati exit tol Pamanukan. Kendaraan
tetap dijaga pada 80 km / jam. Sepanjang jalan inipun, jalan terlihat masih
gelap gulita. Penerangan hanya ada di sekitar exit tol.
Tiba di km 137, terdapat petunjuk exit tol Cikedung / Cikamurang.
Kendaraan lantas saya arahkan ke arah exit tol Cikedung. Subhanallah, kondisi
jalan tetap halus mulus tetapi tanpa penerangan jalan. Keluar tol ambil arah ke
kiri menuju Cikedung / Cikamurang, sedangkan arah kanan menuju Sumedang. Keluar
jalan ini, ruas jalan berbentuk gelombang naik turun, bukan jalan yang
berlubang tetapi memang jalan berbentuk sinusoidal. Jadi ingat jalan di
film-film Amerika jalan di depan terlihat dengan jelas dan jalan berbentuk naik
turun. Di depan terdapat pertigaan lagi, kita ambil jalan ke kiri lagi, ada
petunjuk jalan bertuliskan arah Jangga.
Adapun ke kanan menuju Cijelag
Majalengka. Jalan menyusur perkampungan. Lepas dari perkampungan, jalan
melintasi hutan kayu jati, hutan kayu putih dan gelap gulita. Setelah melintasi
jalur ini, saya menyarankan untuk tidak melintasi jalan ini. Beruntung pada
saat pulang kampung ini, saya convoy bersama kakak. Terbayang apabila berjalan
sendiri di tengah hutan, padang rumput ilalang, juga daerah yang biasa disebut
oleh masyarakat Indramayu sebagai daerah ‘TOANG’ yang super panjang.
Sampailah menuju kawasan Kecamatan Terisi, terdapat perlintasan
kereta api. Bisa dibayangkan apabila mudik Idul Fitri nanti maka bisa
dipastikan perlintasan ini akan menjadi biang kemacetan yang panjang.
Terdapat pertigaan, ke kiri menuju Jangga, ke kanan menuju Lelea /
Larangan. Sebaiknya bila tujuan kita adalah menuju Indramayu Barat ataupun
Indramayu kota maka ambil arah yang ke Jangga karena jalan sudah bebentuk
beton. Sedangkan jalan menuju Lelea dan Larangan, kondisi jalan masih berbatu
dan banyak lobang, di samping itu jalan menuju Lelea memiliki jarak tempuh yang
panjang dibandingkan melewati Jangga.
Alhamdulillah setelah mendapat pertigaan Jangga yang bertemu dengan
jalan bypass, ambil arah kiri, lantas langsung ambil jalur kanan untuk
mendapatkan U turn. Hati-hati terhadap kendaraan yang dari arah Cirebon juga
kendaraan yang ada di jalur lain yang dari Jakarta.
Alhamdulillah, sampai Lohbener, kendaraan diarahkan menuju Widasari,
Jatibarang dan Karangampel. Selanjutnya arah Cirebon, dan tiba di Bencirong
dengan aman. Silaturahmi dengan keluarga menjelang Ramadhan bisa dinikmati
Alhamdulillah.