Kapitalis
menempatkan tenaga kerja setara dengan barang. Ricardo (2004) menyebutkan bahwa
buruh adalah sebagaimana halnya barang lainnya (other things) yang
dibeli dan dijual dan yang mungkin bertambah atau habis secara kuantitas. Buruh
memiliki kewajarannya dan harga pasar. Harga wajar buruh adalah harga yang
diperlukan agar buruh mampu, antara satu dengan lainnya mendapatkan nafkah dan untuk
mempertahankan kelompok buruh tanpa bertambah ataupun berkurang.
Kekuatan buruh
untuk mendukung dirinya dan keluarganya yang diperlukan untuk menjaga jumlah
buruh, tidak bergantung pada jumlah uang yang dia terima dari gaji, tetapi bergantung
pada jumlah makanan, kebutuhan dan kesenangan. Ke-tiganya sangat bergantung
pada perilaku pembelanjaan. Dengan demikian, menurut Ricardo, upah wajar buruh
bergantung pada harga makanan, kebutuhan dan kesenangan yang diperlukan untuk
mendukung buruh dan keluarganya.
Ricardo menjelaskan
bahwa jumlah kelompok buruh harus dipertahankan. Apabila jumlah kelompok buruh
meningkat, maka supply buruh bertambah, sehingga harga pasar buruh
menurun. Bila jumlah kelompok buruh menurun, maka supply buruh menurun,
sehingga harga pasar buruh bertambah. Agar
jumlah buruh dapat dipertahankan, maka upah buruh tidak boleh terlalu jauh dari
harga wajar. Dalam bahasa lain dapat dikatakan bahwa bila buruh sejahtera, maka
keluarga buruh akan bertambah, jumlah buruh akan meningkat menyebabkan harga
pasar buruh menjadi rendah, buruh akan menderita. Bila buruh tidak sejahtera,
maka keluarga buruh akan berkurang, jumlah buruh akan menurun menyebabkan harga
pasar buruh menjadi tinggi, pengusaha akan menderita.
No comments:
Post a Comment