
Saat itu tampak tepat di atas kepala, bulan bersinar. Memang menjelang tanggal 10, bulan sudah mulai mendekati purnama. Merasa takjub dan agak aneh, bulan yang tampak di atas kepala bersinar terang namun tidak tampak sedikitpun bintang mendampinginya. Aneh memang bila dibandingkan di Indonesia, begitu yang tersirat di dalam fikiran saya. Otakpun selanjutnya memerintahkan tangan untuk meraih NIKON 12 Megapixel yang saya bawa. Kamera saya arahkan menuju bulan di atas kepala. Jepret, kaget, merinding,takut, gemetar itulah yang saya rasakan. Betapa tidak, ketika sinar cahaya dari lampu blitz yang keluar dari kamera berbenturan dengan sinar lainnya yang ada di depan kamera.
Selanjutnya saya mencoba mengambil foto dengan HP Nokia ExpressMusic 2 Megapixel. Hasilnya gelap gulita, tidak tampak sebagaimana NIKKON 12 MP. Rasa penasaranpun mulai saa rasakan, saya meminta teman yang memegang kamera 8 Megapixel, hasil foto juga gelap gulita sebagaimana HP saya. Saya mencari kamera lain dengan intensitas 10 Mega Pixel, hasilnya gelap juga. Jadi memang bayangan noktah hanya dapat tertangkap oleh kamera dengan intensitas di atas 12 Megapixel. Tibalah waktunya bagi kami untuk menuju Muzdalifah.
Subhannalah.
Bayangan foto berupa noktah ternyata tidak hanya disitu saja,saat jumroh, di atas masjid Qishos (Jedah) dan sepanjang perjalanan di terowongan Mina. Penasaran dengan hasil foto tsb, saya mencoba melihat foto-foto ketika kami berada di Masjidil Haram beberapa hari sebelumnya, Subhannalah ternyata noktah tersebutpun ada. Entah apakah apa yang terpikirkan oleh kami ini salah ataukah benar, teman-teman sekalian yang dapat menilainya. Dan apapun yang terpikirkan oleh kita, kita yakin hanya Allah sajalah yang Maha Mengetahui kebeneran yang sesungguhnya.