Tuesday, April 9, 2013

Doktor Ekonomi Islam, ini Saya Persembahkan Untuk Ibunda Tercinta


 Tanggal 8 April 2013 menjelang kelahiran tanggal 11 April adalah momen terindah. Sidang Promosi Doktor Ekonomi Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berjalan dengan lancar.  Disertasi dengan judul Maslahah Scorecard (MSC), Sisitem Kinerj Bisnis Berbasis Maqasid al-Shariah dengan promotor Prof. Dr. Fathurrahman Djamil MA, Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MA, sementara  Tim Penguji terdiri dari Prof. Dr. Sri-Edi Swasono SE, Prof. Dr. Abdul Hamid, Prof. Dr. Atho Mudzhar. MSPD, bertindak sebagai Ketua Sidang merangkap Penguji Prof. Dr. Azyumardi Azra. MA dan Sekertaris Prof. Dr. Suwito MA.

 Alhamdulillah Tim memutuskan saya Lulus dengan Predikat Sangat Memuaskan dengan IP Akhir 3,53. sungguh ini merupakan kado terindah buat Ibunda tercinta Hj. Rokayah, wanita bermental baja. Semoga Allah tetap mengelompokan ibunda ke dalam kelompok wanita sholehah, Amin.
Ucapan terima kasih atas doa dan dukungannya kepada:
  1. Dosen, Teman-teman dan Keluarga Besar Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Khususnya Angkatan 2009 Genap.
  2. Dosen, Teman-teman dan Keluarga Besar Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen FE UI Depok Angkatan 2002 Malam
  3. Dosen, Teman-teman dan Keluarga Besar Fisika FMIPA UI Depok Angkatan 1986.
  4. Guru, Teman-teman dan Keluarga Besar SMA N 1 Sindang Indramayu Angkatan lulus 1986.
  5. Guru, Teman-teman dan Keluarga Besar SMP N 2 Sindang Indramayu Angkatan lulus 1983
  6. Dosen, Teman-teman dan Keluarga Besar SD N Paoman 1 (Margadadi) Indramayu Angkatan lulus 1980.
  7. Client dan Mitra PT. Mega Performa Utama 
  8. Manajemen dan Karyawan PT. Delta Buana Putra Khususnya Ibu Hj. Nina Agustina Dai Bachtiar dan Pak Saputro.
  9. Manajemen dan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga (2005-2009).
  10. Manajemen dan Karyawan PT. SANYO Jaya Components Indonesia (1993-2003).
 Semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik.

Jejak kisah perjalan menuju Doktor Ekonomi Islam. Nama saya Achmad Firdaus. Saya anak ke-lima dari sebelas bersaudara. Saya adalah anak laki-laki tertua di keluarga. Semua kakak saya perempuan dan adik-adik saya – lima perempuan dan satu laki-laki. Ibu dan kakak pernah bercerita kepada saya bahwa saya terlahir di Indramayu dengan nama Toto Sugiharto pada tanggal 12 Muharam 1388 H - 11 April 1968 M. Saya lahir ketika perekonomian keluarga sedang mencapai masa puncak tertinggi. Ayah meskipun seorang pegawai PEMDA Indramayu tetapi memiliki banyak usaha seperti CV Indra Karya, perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor bangunan. Usaha transportasi berupa angkutan kota di Indramayu. Usaha transportasi berupa becak di Jakarta. Usaha pangkalan pasir bahan bangunan. Usaha peternakan ayam dan bebek dll. Itulah alasan ayah mengapa memberikan saya nama Toto Sugiharto, yang artinya sugi harta (kaya dengan harta).


Ibu bertutur bahwa ketika saya berusia balita, kami sekeluarga kedatangan seorang tamu berperawakan tinggi besar, dengan wajah dan pakaian mirip orang Arab. Beliau mengaku sebagai kawan dekat kakek saya, KH Sirad. Seorang Ustadz yang cukup punya nama untuk kawasan Indramayu dan sekitarnya pada masanya. Orang tersebut mengatakan bahwa dia adalah teman baik kakek saya ketika berada di Arab. Kakek memang pernah tinggal beberapa lama di Arab untuk menuntut ilmu. Orang tak dikenal itupun mengutarakan maksud kedatangannya yaitu untuk bersilaturahmi dengan kakek. Namun sayang, saat dia datang ke rumah, kakek sudah wafat.
Ketika melihat saya, diapun menanyakan nama saya. Ayah lantas menyebutkan nama saya yaitu Toto Sugiharto. Ayah meskipun tidak lancar berbahasa Arab namun masih bisa berkomunikasi dengan sahabat kakek tersebut. Mendengar nama Toto Sugiharto, lantas orang tersebut membopong saya, meletakan badan saya dengan posisi tengkurab di atas kedua pahanya. Di atas punggung saya, sahabat kakek menuliskan suatu rangkaian huruf Arab. Ayah, ibu dan kakak mencoba memahami liukan jari sahabat kakek tersebut. ”Achmad Firdaus?”, tanya ayah. Pertanyaan ayahpun dijawab dengan anggukan kepala oleh sahabat kakek. Sejak saat itu pula saya berganti nama menjadi Achmad Firdaus.
            

 Tahun 1979 ayah meninggal dunia. Saat itu beliau baru berusia 39 tahun. Ayah meninggal dunia karena berbagai penyakit yang diidapnya. Tidak dapat dipungkiri salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit tersebut adalah karena beban mental yang ditanggungnya. Dalam masa kurang dari dua tahun kami ditinggalkan berturut-turut oleh  keempat adik-adik kami. Satu persatu adik-adik kami yang masih balita dipanggil oleh Allah SWT. Khairunnisa, Istiqomah, Nurbaeti dan Nunung adalah keempat adik kami yang meninggal dalam usia balita. Genap 2 tahun dari kematian seluruh adik kami, ayah meninggal dunia. Penyebab kematian ayah, paling tidak disebabkan juga oleh beruntunya kematian yang menimpa adik-adik kami. Cobaan beruntun tersebut mengakibatkan ayah terserang komplikasi berbagai penyakit. RSU Indramayu, RS Gunung Jati Cirebon dan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, pernah menjadi tempat opname ayah.
Kelak setelah ayah meninggal dunia seluruh usaha ayah dikuasai oleh saudara-saudaranya yang menjadi kepercayaannya tersebut. Orang-orang yang tidak amanah. Orang-orang yang justru meninggalkan kami pada saat ayah sudah tidak ada. Saat ayah meninggal, kakak tertua saya baru duduk di kelas 3 SMEA. Kakak kedua duduk di kelas 1 SMA, di bawahnya lagi kelas 2 SMP, kelas 5 SD, saya kelas 4 SD, kedua adik saya masing-masing kelas 2 SD dan kelas 1 SD.
Ketika ayah meninggal dunia kami bertujuh saudara dan ibu hanya tinggal di sebuah kamar. Saya menyebutnya kamar karena rumah warisan ayah hanyalah tanah seluas 3 x 3 meter atau 9 meter persegi. Di atas tanah warisan itulah ibu berusaha membuatkan kami sebuah ”rumah”. Bisa dibayangkan kamar seluas 9 meter persegi harus dihuni oleh 8 orang sekaligus. Jangankan untuk belajar untuk tidurpun kami harus bergantian. Untuk mandi kami harus menebeng pada tetangga yang bernama Bapak Kuat. Keluarga Pak Kuat adalah pendatang dari daerah Majalengka. Mereka sudah cukup lama menetap di Indramayu.
Kebetulan sumur keluarga Bapak Kuat terletak di belakang rumah. Sumur tersebut sebenarnya adalah tempat pencucian daging hewan sembelihan. Maklum keluarga Bapak Kuat adalah penjual hewan sembelihan berupa sapi dan kerbau. Jadi untuk urusan mandi pagi, kami harus melakukannya menjelang subuh dan untuk mandi sore kami harus melakukannya selepas isya. Bisa dibayangkan terkadang sehabis mandi badan kami bukannya bersih malah bau daging hewan sembelihan. Untuk urusan buang hajat, kami memiliki seni manajemen tersendiri. Kami harus melakukannya di pesawahan yang terletak 1 km dari rumah. Kami harus mengatur waktu perjalanan antara rumah dan pesawahan yang bila ditempuh dengan jalan kaki memakan waktu 15 menit. Kalo kami lagi punya sedikit uang maka untuk urusan yang satu ini kami melakukannya di WC umum di pasar.
Ibu saya bernama Rokayah, dilahirkan di Desa Kandanghaur. Desa yang sampai saat ini terkenal dengan istilah Pasar Jodoh. Pasar dimana tempat bertemunya anak muda untuk mencari jodoh. Ibu pernah bertutur bahwa konon bila seorang gadis tertarik pada seorang pemuda atau sebaliknya. Maka sang gadis harus rela tinggal di rumah orang tua pemuda tersebut. Selama beberapa hari, dia harus mengalami ’masa magang’ menjadi seorang istri yang baik. Membantu calon mertua melakukan urusan rumah tangga. Tentu saja minus ’tugas khusus’ istri melayani suami. Bila aturan yang satu ini dilanggar maka sanksi sosial dari masyarakat sekitar akan dijatuhkan pada mereka. Manakala calon mertua merasa cocok maka sang pemuda berkewajiaban menikahi si gadis. Tapi bila calon mertua tidak merasa cocok maka urusan menjadi selesai dengan sendirinya.
            Ibu dilahirkan dengan bekal mental baja. Mental seorang surviver.  Saya tidak bisa membayangkan mental seorang wanita yang ditinggal oleh lima orang yang dicintainya hanya dalam masa dua tahun. Rata-rata setiap lima bulan sekali satu persatu orang –orang yang dicintainya dipanggil oleh Allah SWT. Sejak kematian ayah, ibu berperan berganda-ganda. Ayah memang memiliki banyak saudara. 2 kakak dan 4 adik. Namun kematian ayah tidak membuat mereka berbelas kasihan pada kami. Dari segi ilmu mereka paham bahwa menyantuni anak yatim adalah hukumnya wajib. Mereka pun paham bahwa sesungguhnya adalah ancaman dari Allah SWT terhadap orang yang menelantarkan anak yatim. Tapi ilmu tinggallah ilmu, kami yang yatim harus berjuang sendirian.
            Ibu memulai kehidupan baru sebagai pembantu rumah tangga. Kebetulan berdekatan dengan rumah kami, ada sebuah rumah kontrakan karyawan PT. Nisconi. Nisconi adalah perusahaan rekanan pertamina yang berasal dari Negara Jepang. Ibu menjadi pembantu rumah tangga di rumah tersebut. Mencuci baju, memasak makanan, membersihkan isi rumah dsbnya, dikerjakan oleh ibu dengan ikhlas. Pagi hari ba’da subuh ibu sudah harus menuju rumah kontrakan tersebut. Oleh karenya kami ke sekolah jarang sarapan pagi. Siang harinya, ketika kami pulang dari sekolah ibu membawakan kami makan. Kami makan bergiliran karena jatah makan yang ibu bawa terbatas, kami memakluminya. Untuk makan malam, kami harus menunggu hingga ibu pulang, terkadang hingga larut malam kami harus  menunggu ibu pulang.
            Suatu saat kontrakan rumah tempat para karyawan Nisconi pun pindah. Ibu terpaksa berhenti bekerja. Ibu mencoba peruntukan dengan berdagang kue yang dia buat sendiri. Sebelum subuh dia sudah sibuk dengan masakannya. Kami semua ikut membantu meskipun dia tidak memintanya. 
            Dengan penghasilan yang tidak menentu membuat ibu harus banyak berhutang kepada warung, toko atau bahkan kepada rentenir sekalipun. Semuanya dia lakukan untuk mempertahankan masa depan kami semua. Akhirnya ibu tidak kuat menahan segala cercaan saudara-saudara ayah maupun orang-orang yang tidak bisa hidup berdampingan dengan 7 orang anak yatim. Ibu memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Ibu memutuskan untuk menjadi penjaga toko di salah sebuah toko milik orang China. Toko tersebut berada di Pasar Senin. Setiap bulan ibu pulang ke Indramayu. Ibu membawa sedikit uang untuk kami.
            Rupanya setiap kepulangan ibu dari Jakarta ke Indramayu menjadi bahan cerita yang lucu bagi sebagian orang. Ejekan hinaan, cercaan orang-orang yang tidak mau berdampingan dengan 7 anak yatim selalu terjadi pada saat ibu pulang dari Jakarta. Ibu tidak tahan dengan kondisi tersebut. Akhirnya diputuskan bahwa perjumpaan kami dengan ibu dilakukan di Kandanghaur, tempat tinggal nenek kami. Karena perjalanan dari rumah ke Kandanghaur membutuhkan ongkos yang tidak sedikit, diputuskan bahwa pertemuan setiap bulan dilakukan dengan cara bergilir. Bila bulan ini saya bersama kakak, maka bulan berikutnya dengan kakak yang lain. Bisa dibayangkan pertemuan kami setiap bulan selalu diawali dan diakhiri dengan tangisan kami berdelapan. Ibu mengajarkan kami tentang berbagai bentuk kesabaran dan ketabahan, bukan dengan berbagai teori atau konsep tapi belajar dari kehidupan nyata. 
            Upah hasil menjadi penjaga toko di Pasar Senin tidaklah cukup untuk membiayai kami semua, oleh karena itu ibu memutuskan untuk mencari tambahan penghasilan lainnya. Kebetulan ada kerabat ibu yang memiliki usaha pembuatan garam di daerah Eretan (Indramayu). Ibu ditawari pekerjaan untuk melakukan pengiriman garam dari daerah Eretan ke Pasar Kramat Jati. Garam dikirim dari daerah Eretan jam 12 malam dan tiba di Pasar Kramat Jati sekitar subuh. Ibu bertugas mengawal pengiriman garam tersebut ke tengkulak yang ada di Pasar Kramat Jati. Ibu melakukan tugas tersebut seminggu sekali, sementara tugas sebagai penjaga toko tetap dia lakukan. Subhanallah, Allah telah memberikan kekuatan yang luar biasa kepada ibu, dengan kondisi yang begitu berat, Allah memberikan kekuatan baik jasmani maupun rohani.
            Pada saat ibu bekerja di Jakarta kendali kami sekeluarga di Indramayu dipimpin oleh kakak kami yang pertama. Saya masih ingat betul, saat-saat magrib adalah saat dimana kami harus menunggu kedatangan mbok tua penjual rumbah.  Rumbah adalah nama sejenis pecel atau gado-gado. Kami menunggu kedatangan mbok tua karena kami tahu, saat magrib adalah saat dimana mbok tua pulang dari berdagang rumbah keliling. Biasanya sambel atau bumbu rumbah akan berlebih. Kami membeli sambel tersebut, untuk selanjutnya kami tambahkan air lagi sehingga menjadi lebih banyak, lalu kami bagi air atau kuah rumbah tersebut untuk dijadikan teman makan malam kami. Terkadang kami mendapati mbok tua tidak memiliki sisa kuah rumbah oleh karena rumbah dagangannya sudah habis terjual, maka saat itulah kami harus bersabar untuk tidak makan malam lagi. Masya Allah, Ya Allah Engkau telah memberikan kepada kami kekuatan yang tiada taranya sehingga meskipun kami terkadang tidak makan malam tetapi kami masih tetap dapat diberi kesabaran dan kekuatan. 
            Singkat cerita, tahun 1986 (saat itu Ibu sudah kembali tinggal di Indramayu atas permintaan kami). Saya diterima di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Indonesia Depok melalui jalur Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK) artinya saya masuk UI tanpa melalui test, subhanallah.
Suka duka kuliah saya lalui. Saya hanya dikirimi uang oleh ibu sebesar Rp 5.000 hingga Rp 10.000,- per minggu. Pengiriman uang dilakukan melalui surat. Uang lima ribu dibungkus kertas karbon lalu dimasukan ke dalam amplop. Cukup aman untuk mengelabui orang yang iseng. Pernah suatu ketika saya mendapati surat yang ibu kirim ternyata tidak berisi uang sebagaimana biasanya. Rupanya ada orang yang tahu isi surat tsb dan mengambil uang yang ada di dalam amplop. Entah oleh petugas pos ataukah orang lain, yang jelas saya ikhlas dengan kehilangan uang tersebut. Kalo sudah begitu maka waktunya bagi saya untuk makan dengan teratur yaitu sehari makan dan sehari puasa.
            Alhamdulillah akhirnya saya lulus dari Jurusan Fisika UI pada Juli 1993. Saya langsung mengikuti tes seleksi di PT. SANYO Jaya Components Indonesia sebagai QC Supervisor. Saat itu saya membuat target perbaikan hidup bahwa 10 tahun yang akan datang saya sudah harus lulus S2. Tahun 1997 saya mendapatkan promosi jabatan menjadi Assisten Manajer QC dan pada tahun 2000 kembali mendapatkan promosi menjadi Training Manager.
Tahun 2001 saya mendapatkan pendidikan tentang HR & IT Implementation in Business di tiga kota besar di Negeri Jepang yaitu Tokyo, Kyoto dan Chiba. Pada tahun 2002 saya mulai kuliah di Post Graduates Program in Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tahun 2003 dengan alasan ingin fokus pada kuliah, saya mengajukan pensiun dini dari PT. SANYO JCI.
Tahun 2003 adalah tahun dimana Allah kembali menunjukan kebesarannya. Saat itu Ibu diberikan oleh Allah penghargaan berupa panggilan ke tanah suci untuk beribadah haji. Alhamdulillah di Tanah Suci menurut penuturan ibu, Ibu berdoa agar nikmat ke Tanah Suci tidak hanya diberikan kepada Ibu tetapi juga kepada anak dan cucunya.
Tahun 2004 saya lulus dari Sekolah Pasca Sarjana FE UI. Februari 2005 saya kembali bekerja yaitu di PT. Asuransi Takaful Keluarga sebagai HR Manager. Tahun 2007 saya mendapat kesempatan menjadi Strategic Alliances Manager. Tahun 2009 kembali saya mengundurkan diri dari bekerja. Tahun itu pula saya memulai kuliah di Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan target menyelesaikan kuliah selama 3 tahun.
            Tahun 2010 Allah mengabulkan doa ibu, saya bersama istri juga kakak nomor dua beserta suami berangkat haji secara bersamaan. Sebuah nikmat yang luar biasa buat kami semua. Pada tahun 2010 pula kakak nomor empat beserta suami sudah mendapatkan kepastian porsi keberangkatan haji untuk di tahun 2013. Tidak itu saja pada tahun 2011, Allah kembali menjawab doa ibu, seorang cucunya yang hafal 30 juz dan kuliah di Jurusan Fisika Universitas Padjadjaran Bandung mendapat hadiah umroh dari Yayasan Al-Multazam pondok pesantren almamaternya ketika SMP dan SMA. Hadiah diberikan atas prestasinya yang hafal 30 juz juga sebagai siswa teladan sejak kelas 1 SMP hingga kelas 3 SMA dan masuk PTN. 
Tahun 2012 Saya bersama seorang teman mendirikan PT. MEGA Performa Utama sebuah perusahaan konsultan manajemen terutama manajemen kinerja (BSC, Malcom Baldrige, Kriteria Kinerja Unggul) dan kualitas (TQM, ISO 9001: 2008). Beberapa proyek telah ditangani seperti PT. ASABRI (Persero), PT. Tauba Zakka Atkia, STEI TAZKIA. Atas permintaan kerabat, sayapun ikut mengelola PT. Delta Buana Putra, sebuah perusahaan penyalur tenaga security. Aktifitas sosialpun saya lakukan dengan ikut membina sebuah sekolah SMA di tanah kelahiran Indramayu.
Saya juga memiliki aktifitas lain yaitu mengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk mata kuliah Matematika Ekonomi juga Statistik. Hingga saat ini, beberapa karya tulisan yang telah saya publikasikan diantaranya: 

I.         Buku
Media Sukses, Jakarta, November 2006.
Cara Mudah Menjadi Karyawan Multi Income, Tips Sukses Memperoleh Penghasilan Tambahan Tanpa Mengganggu Pekerjaan di Kantor.

II.      Jurnal
Pengukuran Kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga Dengan Menggunakan Sistem Pengukuran Kinerja Mas}laha Scorecard (Masc). Call for Papers, “The 1st Islamic Economics and Finance Research Forum, New Era of Indonesian Islamic Rconomics and Finance,” The Indonesian Association of Islamic Economist and UIN Suska, Riau, 21-22 November 2012.  Paper ini meraih Juara Pertama untuk katagori LKS.

Maslaha Scorecard (MaSC), Sistem Pengukuran Kinerja Bisnis
Berbasis Maqosid Shariah, Call for Papers, “Islamic Economy Revivalism: Between Theory and Practice”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 15 September 2012

III.   Artikel
2007
·         Pembelajaran dari Tanah Liat, Human Capital Magazine, June 2007 Edition.
·         Belajar dari Archimedes, SWA  Magazine, 05 / XXIII / 1-14 March 2007.
·         Membangun Organisasi Melalui SDM Berbakat, People & Business Magazine, March 09, 2007.
2005
·       Relationship Building, Mengapa Penting?, HRD Newsletter, Japan – Indonesia HRD Association, 9 Edition, March.
2004
·     Budaya Kerja Perusahaan Jepang: Dari Seiri, Seiton hingga Sitsuke, HRD Magazine, MAY Edition.
·         Mengubah Informasi Menjadi Inovasi, HRD Newsletter, Japan – Indonesia HRD Association, 7 Edition, March.
2003
·         Horenso, Budaya Kerja di Perusahaan Jepang, HRD Newsletter, Japan – Indonesia HRD Association, 6 Edition, October.
·         Peranan Pelatihan untuk Memenuhi Kebutuhan Perusahaan, HRD Newsletter, Japan – Indonesia HRD Association, 5 Edition, March.
·         Belajar dari Punahnya Dinosaurus, Manajemen Magazine, January Edition.
2002
·    Siapkah SDM Kita Memasuki Perdagangan Bebas ASEAN 2003? HRD Newsletter, Japan – Indonesia HRD Association, 4 Edition, September.

IV.   Tulisan Prasyarat Promosi
2012.
Sistem Pengukuran Kinerja Kemaslahatan Bisnis: Pengembangan Balanced Scorecard dengan Pendekatan Konsep Maslahah (Dissertation of Post Graduates Program in Islamic Economics, State Islamic University Syarif Hidayatullah).
2004
Tracking Error Analysis, A Study between Jakarta Stock Exchange Composite Index and Jakarta Islamic Index (Thesis of Post Graduates Program, Management Science – FE, University of Indonesia).
2000
Theory of Constrain (TOC). Plan to be implemented in Training Section of SANYO JCI VTR Division (paper to get a promotion to be training manager).
1996
Conditioning Creativity and Innovation in working environment (Paper to get a promotion to be Assistant Manager)
1993
Programming on PC of Visualising Digital Data of ‘PAC’ in Supporting The Real Time    Earthquakes Monitoring System (Thesis of under graduates, PHYSICS - FMIPA UI).
1991
Determining Moment of Inertia of Rigid Cylinder, Non Rigid Cylinder and Rectangle Plate by Using “Moment Puntir Methods” (Colloquium, FMIPA).


No comments:

Popular Posts