Tuesday, December 16, 2008

Takaful Ukhuwah Dari Takaful dan Baznas


Apakah benar yang namanya asuransi hanya untuk orang yang berduit saja?
Apakah benar menjadi peserta asuransi itu susah?
Apakah benar klaim asuransi itu berbelit-belit dan susah?
TIDAK!, adalah jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas

Bisakah kita memiliki program asuransi sekalian beramal?
Bisakah sambil bergabung dengan asuransi kita sekalian berinfaq?
Bisakah kita berasuransi sekalian berfastabiqul khairat?
YA, Tentu Saja Bisa!. Itulah jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas.

Takaful Indonesia bekerja sama dengan Baznas menyelenggarakan program asuransi sekaligus beramal. Program yang dimaksud adalah Program Takaful Ukhuwah. Takaful Ukhuwah adalah program asuransi yang sejalan dengan program “rukun lelayu warga ”. Takaful khuwah membuat simple dan sederhana dalam mengelola rukun warga (tidak direpotkan dengan urusan administrasi dan keuangan).
Takaful Ukhuwah membuktikan bahwa untuk menjadi peserta asuransi tidak mesti harus mempunyai uang besar. Cara menjadi peserta asuransipun mudah dan sederhana.
Beberapa fitur menarik dari program Takaful Ukhuwah adalah premi terjangkau, manfaat menarik, ada unsur Infaq, ada marketing fee, fastabiqul khairat (peserta dapat membeli kartu ukhuwah disamping untuk dirinya sendiri, keluarganya atau bisa juga membeli sebagai Muzakki yaitu membeli kartu ukhuwah untuk diberikan kepada fakir miskin Mustahik) serta kemudahan dalam pengurusan Klaim.
Bagaimana Cara memiliki program Takaful Ukhuwah ?
Dapat diperoleh diseluruh Jaringan Kantor BAZNAS, PT. POS, Kantor Pemasaran Takaful di seluruh Indonesia, Jaringan Koperasi Karyawan Takaful, Jaringan Pusat Koperasi Karyawan (Puskopkar). Kantor pemasaran Takaful Indonesia telah menjangkau di : Arthaloka, Kyai Tapa, Dewi Sartika, Pondok Indah, Cempak Mas, Depok, Tangerang, Bogor, Bekasi, Cilegon, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Banda Aceh, Lhoksemawe, Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Jambi, Bengkulu, Palembang, Lampung, Balikpapan, Samarinda, Bontang, Banjarmasin, Pontianak, Makasar, Kendari, Palu, Mataram, Denpasar.
Bisa juga menghubungi nama-nama berikut:
1. Padang Adil Mubarak 08122778735
2. Batam Agus Tiawan 081536149025
3. Mataram Ahmad Abidin 0818803767179
4. Bontang Ahmad Masduri 054921197
5. Denpasar Amru Solihin 03618033107
6. Pontianak Anas Sutisna 081649236678 / (0561) 739639
7. Yogyakarta Arbik Muhammad 08562903006 / (0274) 867397
9. Bandung Deriana S 0813 - 95411264 / (022) 7308479
10.Malang Dra. Durrotun.N
11.Makasar Eko Wawan
12.Tangerang Eko Tunjung.W 0811 - 1775323
13.Cilegon Eti Sumiati 0812 – 9678334 / (0254) 221931
14.Kendari Haadu
15.Balikpapan Hismawati 0813 - 47243670 / (0542) 7208925
16.Bengkulu Lailatul Qadry 0815 - 39288208
17.Palembang Mursidawaty 0711537270
18.Surabaya Muslik Hariono
19.Solo Rahmadi.K 0271-744439
20.Bandung Rini Rianasari 0813 – 20572710 / (022) 70040860
21.Lhoksumawe Saifuddin 0815 – 4528767 / 0819 - 5019002
22.Tasikmalaya Sudar Abu.H 0813 – 20612448 / (0265) 9114417
23.Yogyakarta Sunarto,S.Psi 0819 - 31731501
24.Purwokerto Suryo Budi.S 0815440630364
25.Samarinfa Syaiful Anwar 8125395999
26.Bekasi Thony Rubiyanto 08170176235
27.Bogor Wanwan Sofwan 0812 – 1939925 / (0251) 326032
28.Medan Yenny.S.Siregar
Administrasi Takaful Ukhuwah sangat simple, hanya dgn mengisi form sederhana. (tidak memerlukan medical check up).
Beberapa pertimbangan yang mendasari lahirnya produk ini adalah biaya penguburan (terutama di kota-kota besar) sangat mahal, membantu Pengurus RT/RW dalam pengelolaan dana kematian warga. Sebagai mediator antara Muzakki dan Mustahik dalam memberikan bantuan dana santunan Kematian, Berasuransi sekaligus berinfak.
Iuran Program Takaful adalah sebesar Rp 50.000,- (termasuk untuk Infaq sebesar Rp 2.500,-)
Default dari infaq ini disalurkan kepada Yayasan Amanah Takaful. Bila anda membeli program ini dengan jumlah tertentu maka bisa saja infaq sebesar ini disalurkan kepada yayasan yang anda tunjuk.
Manfaat Takaful khuwah:
Santunan duka :
Meninggal dunia karena kecelakaan Rp. 25.000.000,-. Meninggal dunia bukan karena kecelakaan Rp. 5.000.000,-

Sunday, December 14, 2008

Pelatihan Self Development Karyawan KopKar Takaful dan Rapat Kerja Pengurus & Pengawas KopKar Takaful.




Alhamdulillah pada tanggal 28 – 30 Nopember 2008 bertempat di Villa Ratu Cikretek Bogor telah dilaksanakan rapat kerja Pengurus dan Pengawas KopKar Takaful. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyusun Business Plan KopKar Takaful Tahun 2009.
Sesuai dengan amanat anggota dalam RAT ke 9 tahun 2007 yang diselenggararakan pada Februari 2008 maka sebagian SHU 2008 dibagikan pada tahun ini juga. Pembagian sebagian SHU tahun 2008 adalah bagian dari usaha meningkatkan kesejahteraan anggota dalam bentuk THR Idul Qurban. Diharapakan dengan pembagian THR Idul Qurban ini, anggota dapat menunaikan kewajiban Qurbannya. Alhamdulillah saya pikir KopKar Takaful adalah satu-satunya koperasi ataupun satu-satunya perusahaan yang membagikan THR Idul Qurban ini.
Bertepatan dengan kegiatan Raker Pengurus dan Pengawas KopKar Takaful ini, diselenggarakan juga pelatihan Self Development bagi para karyawan dan tenaga outsorcing cleaning service KopKar Takaful. Total peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 25 orang. Adapun konsultan yang memberikan materi berupa in house dan outbound ini adalah dari Multi Trends.

Saturday, December 13, 2008

Di Waktu Yang Sama di Tahun Yang Berbeda.





Desember kembali datang. Apa yang indah di Bulan Penutup ini?
Ketika Desember datang, ingatan kembali melayang pada kenangan yang tak terlupakan. 26 Nopember hingga 24 Desember 2001 ketika saya menjadi utusan Nikkeiren International Cooperation Center (NICC) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Saya bersama 5 orang utusan Indonesia dan utusan dari Vietnam, Filipina, Thailand dan RRC diberi kesempatan mengikuti workshop tentang Long Life Human Resources and IT Implementation in Business.
Banyak ilmu yang didapat dari workshop ini.

Masih teringat dengan jelas, tengah malam (jam 23.45 wib) 23 Nopember 2001, kami take off dari Soekarno Hatta. JAL (Japan Air Lines) pun meluncur menuju negeri matahari terbit. Saat itu adalah hari pertama Bulan Ramadhon. Sebenarnya menjelang keberangkatan, saya tidak diperkenankan oleh dokter spesialis THT untuk terbang dengan pesawat. Saya saat itu sedang sakit flu. Saat itu dokter THT menyatakan bahwa terdapat kelainan pada hidung saya. Hal ini menyebabkan kondisi dimana bila saya terkena flu maka akan menyebabkan cairan yang ada di hidung menutup saluran pernafasan.
Nah, kondisi ini akan mempersulit saya pada saat take off ataupun landing. Gendang telinga akan pecah, demikian suggestion dokter THT.

Tapi saya keukeh, hanya Allah yang dapat menenutkan takdir. Saya hanya yakin Allah lah menentukan. Sayapun memastikan terbang ke Negeri Jepang. Alhamdulillah semuanya lancar-lancar saja.

Tiba di Bandara Narita Tokyo jam 8.00 waktu Tokyo. Perbedaan waktu antara Tokyo dan Jakarta adalah 2 jam. Jadi sebenarnya pada saat saya tiba di Tokyo, Jakarta saat itu masih menunjukan pukul 6.00 wib.

Menjelang keluar dari Narita, ada pemeriksanaan passport dan visa. Satu persatu kami diperiksa, semuanya lancar-lancar saja. Tibalah giliran saya untuk diperiksa. Wanita petugas imigrasipun mulai bertanya:
“Are You Achmaddo?
“Yes Mam”, sahut saya.
“What is your business in Tokyo?”
“Mam, as you see in my sponsor, I will attend workshop”?
“oh ya????”, sambil belaga buka-buka sponsorship saya.
Pertanyaan-pertanyaan lainpun meluncur dari mulutnya.
Saya heran kenapa teman-teman rombongan saya tidak ditanya macem-macem tapi koq giliran saya pertanyaannya banyak banget, hamper 20 menit saya meladeni pertanyaan petugas. Akhirnya sayapun diperkenankan untuk keluar.
Wuih pengalaman pertama pergi ke negeri orang.
Ketika mengikuti workshop pun kami menjadi orang yang aneh bagi panitia maupun peserta lainnya. Kami tidak makan sepanjang siang. Kami semua menjelaskan kami sedang menjalankan kewajiban puasa dan baru boleh makan menjelang malam. Merekapun akhirnya memaklumi kami.

Tanggal 15 Desember kami sempat main ke Tokyo Tower. Saat itu waktu sudah menunjukan magrib. Kami memutuskan untuk shalat terlebih dahulu sebelum naik ke tower tertinggi yang berketinggian 250 M. Kami kesulitan mencari tempat shalat, akhirnya kami memutuskan untuk shalat magrib di lobby Tokyo Tower, Subhannallah, ketika kami selesai shalat kami baru menyadari bahwa saat itu kami sedang menjadi tontonan banyak orang di Tokyo Tower. Kami dikelilingi banyak orang, persis seperti orang yang sedang menonton tukang obat di pinggir jalan. Alhamdulillah saat itu kami menjadi orang yang aneh bagi orang di sekeling kami.
Menjelang naik ke Tower, saya sempat berpose di depan seorang ninja. He…..he saya ikut nampang di sebelahnya.

Workshop tentang HRM dan IT ini diadakan di 3 tempat berbeda yaitu Tokyo, Kyoto dan Chiba.
Tempat favourite kami menjelang berbuka adalah Sinjuku, Akihabara dan Ueno Park.
Di Kyoto kami sempat berkeliling daerah wisata, yah Kyoto adalah ibukota Jepang sebelum Tokyo oleh karenanya banyak sekali peninggalan bersejarah disana.
Di Kyoto saya pernah melihat sederet mobil baru dan masih terlihat kinclong. Mobil itu berderet deret panjang. Sayapun nyeletuk, loh koq di Jepang mau nyuci mobil saja antrinya rapih amat ya?
Pemandu training saya, Mr. Suzuki nyaut, “Itu mobil bukan mau dicuci, tapi mau dihancurkan untuk daur ulang”,
Nah Loh mobil masih gress koq sudah mau dihancurkan ya?

Banyak hal indah selama di Jepang. Menjelang pulang kembali ke Indonesia, saya sempat terkena hujan salju. Saat itu saya sedang berkeliling Sinjuku, saya yakin saja bahwa hujan salju tidak akan bermasalah buat saya.
Perkiraan saya meleset, kepala saya berat, pening, puyeng dsbnya. Saya segera kembali ke Hotel. Disana rasa sakit makin menjadi-jadi, selanjutnya apa yang terjadi. Saya merasakan ada sesuatu yang merambat di dalam hidung saya. Saya pegang hidung saya. Betapa kaget, darah segar meluncur deras dari hidung. Sekitar 2 sendok teh darah segar menetes di baju. Alhamdulillah setelah darah segar keluar, kepala jadi lebih ringan, pilek pun berhenti.

Ketika pulang, ternyata saya mengalami hal sama dengan kedatangan saya. Saya diberi berbagai pertanyaan oleh petugas imigrasi.
“Sir, Your visa is three month, are you sure you will go back to Indonesia?”
“ya, I have finished my workshop”,

Dalam perjalanan pulang saya kembali berpikir mengapa teman saya yang lain tidak mengalami seperti saya?
Di pesawat akhirnya saya mendapat kabar bahwa saat itu seluruh bandara internasional sedang gencar dan ketat terhadap orang-orang yang dicurigai. Maklum peritiwa 11 September 2001 hanya berjarak beberapa bulan yang lalu. Dan kebetulan saya adalah satu-satunya wakil dari Indoensia yang memiliki nama depan Achmad. Saya baru sadar ternyata nama Achmad mungkin menjadi nama yang patut diintroduce lebih dalam.
Alhamdulillah saya memiliki nama Achmad sehingga saya bisa berlama-lama di bandara Narita.

Wednesday, December 10, 2008

Pengantar Asuransi Syariah Bagi Mahasiswa



Alhamdulillah pada tanggal 7 Nopember 2008 yang lalu, saya sempat berbagi pengalaman dengan para mahasiswa Universitas Gunadarma. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gunadarma mengadakan kuliah informal ekonom syariah. Mereka mengajak kerja sama PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam kegiatan ini. Kuliah diberikan bagi mahasiswa peminat ekonomi syariah. Menurut informasi dari salah seorang pengurus yaitu Mas Rizal, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dari BEM Universitas Gunadarma, mereka berharap suatu saat nanti ada mata kuliah formal dalam kaitannya dengan ekonomi syariah, bahakan mereka berharap ada program studi khusus tentang ekonomi syariah, kita doakan semoga niat tulus BEM Universitas Gunadarma dapat terkabul, amin.

Saturday, October 4, 2008

Target Hidup Benar-Benar Membuat Hidup Lebih Hidup.

Subhanallah Walhamdulillah Wa La Ilaaha Illah Wa Allahu Akbar.
Hanya kalimat itulah yang pantas kami ucapkan. Hanya berselang beberapa bulan artikel saya terdahulu berjudul Target Hidup Biar Hidup Lebih Hidup dipublish, Allah benar0benar mengabulkan doa kami.

Alhamdulillah menjelang Idul Fitri 1429 H yang lalu Ibu telah menyelesaikan sidang ujian skripsi S1 nya. Tidak sia-sia saya mendampingi ibu menyelesaikan skripsinya tersebut.
Hampir setiap hari setiap setelah melaksanakan shalat tarawih, kami berdua berdikusi dan menyelesaikan skripsi. Dan pada akhirnya ketika ibu dinyatakan lulus sidang, skripsi yang ditulisnya hanya memebutuhkan sedikit revisi. Insya Allah revisi itupun sudah selesai dilakukan, itu berarti Insya Allah Oktober 2008 nanti Ibu bisa ikut wisuda sarjana S1 nya, Amin.

Sebelumnya, di Bulan Agustus 2008 kami telah mendapatkan anugerah dari Allah SWT. Kami telah mendapatkan porsi keberangkatan haji dari Departemen Agama RI pada tahun 2010, Insya Allah. Kami selalu berdoa, semoga Allah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada kami untuk melaksanakan ibadah haji ini.

Masih terngiang nasihat Ustadz Mahsun Salim kepada saya manakala beliau silaturahmi ke ruang kerja saya beberapa waktu sebelumnya.
”Assalamu alaikum Pak Achmad, sehat-sehat aja nich?”, sapa beliau ketika memasuki ruangan saya.
”Alhamdulillah Pak Ustadz, Pak Ustadz Gimana?”, saya balik nanya.
”Alhamdulilla”, jawabnya.
”Oh ya, mumpung ketemu sama Pak Ustadz, tolong Pak Ustadz kasih nasihat ke saya, bagaimana caranya agar saya dan istri bisa secepatnya melaksanakan ibadah haji?”, pinta saya.
”Udah punya niat belum?’, tanya Pak Ustadz.
”Insya Allah sudah, Pak Ustadz”, jawab saya.
”Lalu usaha yang telah dilakukan apa?”.
”Saya sudah buka tabungan haji di BMI, Pak Ustadz, tapi saya hanya sanggup menabung 300 ribu per bulan untuk berdua dengan istri saya ”, lanjut saya.
”Usahanya, sudah cukup, tinggal doanya diperbanyak”, sahut Pak Ustadz.
”Insya Allah saya sering berdoa Pak Ustadz”.
”Iya, tapi apakah sudah konsisten dilakukan?, coba rutin berdoa setiap selesai shalat wajib”, papar Pak Ustadz.
”Kalo sudah berdoa secara rutin sehabis shalat wajib, lantas amalan apalagi yang dapat mempercepat niat melaksanakan haji ini, Pak Ustadz?.
”Kalo ada kesempatan membantu orang yang akan melaksanakan ibadah haji maka jangan sia-siakan kesempatan itu. Meski itu hanya sekedar menunjukan tempat pembuatan KTP”, Jawab Pak Ustadz.
”Terima kasih Pak Ustadz, atas nasihatnya”.
Itulah sekilas percakapan saya dengan seorang teman, Ustadz Mahsun Salim.
Tidak dinyana beberapa minggu setelah itu, saya diminta oleh Pengurus KopKar Takaful Indonesia untuk menghadiri RUPS DD travel. Kebetulan KopKar Takaful Indonesia adalah salah satu pemegang saham DD Travel. Awalnya meskipun saya pengurus KopKar Takaful Indonesia namun saya tidak mengetahui bidang bisnis DD Travel, yang terlintas difikiran saya saat itu, DD Travel adalah agen tiket perjalanan.

Pada saat RUPS itulah saya mengetahui bahwa DD Travel adalah Biro Perjalan Haji dan Umroh. Sontak saya teringat nasihat Pak Ustadz Mahsun Salim. Sepanjang rapat RUPS tidak putus-putusnya saya berdoa, Ya Allah berikanlah keberkahan atas kehadiran saya di RUPS DD Travel ini. Berkah bagi KopKar Takaful yang saya wakili, berkah bagi niat saya dan istri saya untuk melaksanakan ibadah haji. Amin.

Allah Maha Kuasa. Allah Maha Mengabulkan Doa HambaNya. Beberapa waktu berselang kami mendapatkan rizqi yang tidak saya duga arah kedatangannya. Kami mendapatkan rizqi yang cukup untuk keberangkatan haji kami berdua. Kamipun mendaftarkan diri ke Depag. Dan Alhamdulillah kami mendapatkan porsi haji untuk tahun 2010. Suatu nikmat yang luar biasa bagi kami berdua..
Subhanallah.

Sharing StudentPreneur Kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok.


Pada Tanggal 6 September 2008 saya diminta oleh Forum Ekonomi Syariah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarama menyampaikan sharing experience berkaitan dengan StudentPreneur. Kegiatan mengambil tempat di Auditorium Universitas Gunadarma Depok.

StudentPreneur begitu saya mengistilahkan bagi para mahasiswa yang mampu me-manage risiko yang dihadapinya menjadi suatu opportunity yang bernilai dalam rangka memenuhi seluruh keinginan dan kebutuhannya dengan cara meng-create income.

Ada beberapa alasan mengapa seorang mahasiswa harus menjadi StudentPreneur, diantaranya: biaya SPP yang makin tinggi, biaya kost yang makin melambung, biaya makan ikutan merangkak demikian pula dengan biaya Penunjang Pendidikan semakin lama semakin menggila. Di sisi yang lain, menjadi seorang StudentPreneur juga memiliki risiko yang harus ditanggung oleh mahasiswa yaitu risiko kebaikan dan risiko keburukan.

Kebaikan yang akan didapat oleh seorang StudentPreneur adalah: mendapat tambahan income, bisa belajar mandiri berwirausaha, sebagai sarana latihan meningkatkan Adversity Quotation (Semangat Survival) dsbnya. Adapun risiko keburukan yang terkadang menimpa seorang StudentPreneur adalah Nilai IPK terkdang anjlok, masa studi menjadi molor, kadang-kadang juga dibenci Dosen atau malah tidak disukai Senior dsbnya.

Ada pandangan yang keliru pada kebanyakan konsep Entrepreneurship yang tumbuh dan berkembang saat ini, ukuran kesuksesan seorang Entrepreneur selalu ditinjau dari sudut pandang keuangan (Aset, Profit, Growth dsbnya) dan orientasi kesuksesasn hanya dilihat dari sudut pandang ‘hasil’ (Result Oriented). Dalam pandangan Islam tidaklah demikian. Kesuksesan seorang entrepreneur diukur tidak hanya dari sisi finansial saja tetapi juga dari sisi inter-personal maupun inter-relation. Oleh karenanya ukuran kesuksesan tidak hanya dilihat dari sudut pandang hasil tetapi juga dari proses bagaimana kesuksesan tsb diperoleh.
Kesuksesan sendiri dapat diukur dari seberapa besar keberkahan usaha yang telah dilakukan.

Ada beberapa trik sukses yang dapat dilakukan oleh seorang StudentPreneur diantaranya: Menjadi Agen Asuransi, Menulis artikel, Kontributor berita, Survey Penelitian, Bisnis di situs Internet dll.
Bagi para mahasiswa yang berminat menjadi studentPreneur di industri Islamic Insurance tanpa mengganggu kegiatan belajar bisa menghubungi saya di 0812 1331 99 68. Insya Allah anda akan mendapatkan benefit baik dari sisi duniawi maupun ukhrowi.


Pembekalan TQM bagi Lembaga Standarisasi Profesi.


Pada Akhir Agustis 2008 yang lalu saya diminta oleh Direktorat Telematika Departemen Parindustrian untuk memberikan pembekalan tentang Total Quality Management (TQM) bagi para karyawan Lembaga Standarisasi Profesi. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka sosialisasi Departemen Perindustrian tentang sertifikasi profesi di Bidang Informatika (telematika).
Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan baik dan lancar tanpa hambatan sedikitpun. Para peserta sangat antusias terhadap perlunya penerapan siklus Plan – Do – Check – Action dalam menyelesaikan pekerjaan berkaitan dengan proses sertifikasi profesi. Dan semoga melalui standarisasi kualifikasi di bidang informatika, sumber daya manusia Indonesia di bidang IT dapat lebih competitive lagi. Amin.


Monday, June 9, 2008

Target Hidup. Agar Hidup Lebih Hidup.


“Pak minta tolong bilangin Pak Santoso ya. Besok ibu mau ke NF sama teman-teman, mau nerusin ambil data di NF”, pesan ibu sebelum saya berangkat ke kantor.
”Insya Allah, bu”, sahut saya.
Saat itu Hari Jumat pagi, sebelum saya berangkat ke kantor.
Ya, sore nanti selepas magrib saya mau ngisi kuliah di Fisika Extension FMIPA UI. Semoga Pak Santoso juga ada di Fisika MIPA UI.
Pak Santoso adalah Doktor Fisika Ketua Program Fisika Extension FMIPA UI. Beliau juga Direktur Operasional Yayasan Nurul Fikri.

Alhamdulillah Ibu sedang menyelesaikan skripsi S1 nya di Universitas Indra Prasta Jakarta Selatan. Skripsi yang ibu susun adalah tentang bimbingan konseling untuk siswa SMAIT Nurul Fikri Kelapa Dua Depok. Beberapa waktu yang lalu surat permohonan dari kampus untuk NF telah saya titipkan ke Pak Santoso. Alhamdulillah tanggapan SMAIT NF sangat baik. Semoga ibu diberi kemudahan olah Allah untuk dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik.

Beberapa waktu silam kami sudah berkomitmen bahwa setelah saya menyelesaikan S2 saya maka Ibu pun harus secepatnya menyelesaikan S1 nya sebelum anak-anak masuk SMA.
Sebenarnya ibu masih memiliki satu mata pelajaran di semester depan namun saya menyarankan agar pembuatan skripsi dilakukan saat semester ini juga biar semester depan kuliah dapat selesai. Alhamdulillah semoga semuanya berjalan dengan baik.

Lalu target hidup apa lagi yang harus dikejar. Insya Allah bila Allah meridoi kami telah mencanangkan target untuk menunaikan ibadah haji bersama sebelum AA Fatih masuk SMA dan setelah itu saya harus dapat menyelesaikan S3 saya sebelum AA Fatih masuk kuliah, insya Allah, amin. Ya Robbal Alamin. Semoga Allah meridhoi.

Tulalit-tulalit pertanda sms masuk


Tulalit, tulalit, hand pone saya berbunyi beberapa kali, pertanda SMS masuk ke dalam in box. “Pak, cepetan bell saya di nomor ini ya, dari AA Fatih”, begitu pesan sms yang saya terima. Pesan seperti ini selalu saya terima dari AA Fatih manakala dia hendak berkomunikasi. Biasanya AA Fatih meminjam handpone ustad musrifnya untuk mengirim sms dan selanjutnya sayalah yang call balik.
”Akh!, Alhamdulillah”, saya bergumam di dalam hati, semoga kabar baik yang akan disampaikan oleh AA Fatih”.

“Assalamu alaikum!”, suara AA Fatih mendahului salam dari saya.
“Wa alaikum salam, gimana kabarnya, A?”, tanya saya.
“Alhamdulillah Pak, AA baik-baik aja!”, jawab AA Fatih.
“Pak, Senin besok AA ulangan umum, doain AA ya pak biar AA lulus”, pinta AA Fatih.
“Amin, semoga Allah memberi kemudahan kepada AA Fatih, semoga Allah juga memberikan hasil yang terbaik”, jawab saya.
“Bilangin ibu juga ya Pak biar ikut doain AA Fatih”
“Insya Allah A!, nanti kalo Bapak pulang, Bapak mau bilang Ibu, jawab saya.
Yakh, begitu lah kebiasaan AA Fatih sebelum melakukan hal-hal yang menurutnya penting. Hasilnya, AA Fatih di semester satu kemarin mendapat juara 2 di kelas 7B SMPIT Pondok Pesantren Al Mulatazam.
Alhamdulillah AA Fatih sudah memahami arti penting ridho orang tua untuk meraih segala yang diharapkannya.
“Ya Allah berikanlah kemudahan kepada AA Fatih untuk memahami ilmu yang Engkau ajarkan. Ya Allah berikanlah yang terbaik yang Engkau ridhoi.

Dan setiap selepas shalat sayapun selalu berdoa “Ya Allah jadikanlah AA Fatih, AA Anggi dan Ade Aji agar menjadi orang-orang yang shaleh yang selalu berbakti kepada agama, kepada orang tua dan dapat berguna bagi bangsa, negara dan masyarakat sekitar, amin ya Robbal alamin.

Mengisi Pelatihan Aplikasi Software MINITAB


Suatu kenikmatan yang tiada ternilai ketika awal Bulan Juni 2008 yang lalu Direktorat Alat Angkut dan Telematika Departemen Perindustrian meminta saya untuk memberikan bimbingan tehnis tentang Aplikasi Minitab bagi para pengawas industri. Pengawas Industri ini bertugas untuk melakukan pengawasan SNI produk IATT. Untuk kesekian kalinya saya diminta oleh Direktorat ini untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan skill karyawannya.
Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar di Hotel Dwima Mega Mendung.
Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan tsb. Terlebih ketika saya meminta kepada para peserta untuk melakukan simulasi sendiri melalui laptop yang disediakan oleh panitia.

Minitab adalah software statistika terapan yang digunakan untuk keperluan pengolahan data. Aplikasi dilakukan untuk mengerjakan aktivitas pengendalian mutu melalui seven tools yang meliputi Fish Bone Diagram, Pareto Diagram, Histogram, Control Chart, Stratifikasi, Scatter Diagram dan Check Sheet.
Mereka sangat menikmati kemudahan melalui aplikasi minitab ini bila dibandingkan dengan cara manual yaitu dengan menghitung sendiri.

Beberapa komentar yang muncul setelah mereka mencoba aplikasi minitab ini adalah, ”Wah, kalo tahu gini sih, enggak perlu dari tadi kita capek-capek ngitung sendiri”.
”Siapa takut bikin histogram 10 buah kalo bikinnya pake minitab”.
Syukur Alhamdulillah semoga Allah memberikan ridho dan keberkahan atas sharing knowledge yang telah dilakukan. Dan semoga Allah mencatat hal ini sebagai shadaqoh ilmu bagi saya, Amin Ya Robbal Alamin.

Wednesday, May 28, 2008

Entropi Marketing


Hari ini terasa beban kerja begitu berat. Saya merasakan sekali bekerja di bidang marketing pressure terasa lebih berat dibandingkan di area HR. Yach bisa saya rasakan bekerja di bidang ini ternyata lebih dinamis. Entropi sistem di bidang marketing ternyata memiliki nilai delta S yang lebih besar di bandingkan HR.
Kalo sudah begini, saya sangat bersyukur kepada Mu karena Engkau telah memberikan pendamping hidup yang dapat memperingan beban amanah ini.

Ya Allah berikan kepada saya kekuatan untuk mengemban amanah ini. Ya Allah ringankanlah beban ini. Ya Allah berikanlah petunjuk kepada saya untuk dapat menyelesaikan segala permasalahan yang saya hadapi.
Ya Allah jadikanlah anak-anak kami: Muhammad Al Fatih, Muhammad Anggi Baihaqy dan Izzudin Ahmad Al Firdausy, orang-orang shaleh yang dapat berbakti pada agama, berbakti pada orang tua dan bermanfaat bagi bangsa, negara dan masyarakat sekitarnya.
Ya Allah berikanlah taufik, hidayah dan rahmat kepada istri saya Eni Yuhaeni sehingga dapat menjadi istri yang saleha.
Ya Allah berikanlah kesabaran dan kemudahan kepada saya untuk dapat mengemban amanah yang telah Engkau berikan kepada saya. Amin.

Yach......sepenggal doa itulah yang selalu saya panjatkan manakal saya sedang mengalami permasalahan di tempat kerja.


SANYO JCI



Sudah lebih dari 4 tahun sejak saya resign dari PT. SANYO JCI tanggal 1 Oktober 2003 namun Alhamdulillah silaturahmi dengan rekan-rekan dari SANYO masih terus terjaga. Yach saya resign bukan karena saya punya masalah dengan SANYO demikian juga, SANYOpun tidak punya masalah apa-apa dengan saya.
Semata-mata karena saya ingin mengembangkan diri saya sendiri, pada akhirnya keputusan untuk resign dari SANYO harus saya ambil. Sepuluh tahun 1 bulan merupakan waktu yang cukup lama untuk berinteraksi dengan rekan-rekan di SANYO.

Masih saya simpan selembar kertas testimony dari staff saya di SANYO JCI.
Roro Neneng, Iswati, Sukamti adalah staff saya yang telah bekerja secara ikhlas. Semoga anda semua tetap bersemangat bekerja.
Jangan lupakan niat bekerja hanya untuk beribadah. Semoga Allah menyertai anda semua. Amin

Friday, April 4, 2008

Mengikuti Pelatihan Marketing Intelligent & Business Analyst dari MIM


Pada tanggal 31 Maret dan 1 April 2008, bersama dengan seluruh kepala cabang PT. Asuransi Takaful Keluarga saya mengikuti Training Marketing Intelligent & Business Analyst dari Mark Plus Institute of Marketing (MIM). Training diadakan di YTKI Gatot Subroto. Banyak manfaat yang bisa saya dapatkan dari training ini, setidaknya memberikan bekal bagi saya untuk terjun di bidang marketing.
Hari pertama materi dibawakan oleh Husin Wijaya dan hari kedua diisi oleh Paul Patty. Luar Biasa! Begitu kesan saya setelah mengikuti pelatihan ini. Fasilitator dengan pengalaman yang dimilikinya, telah memberikan kesan yang bagus buat saya. Terima kasih Mark Plus.

Nano-Nano, Rameh Rasanya.


Entah apa yang ada di benak penentu keputusan di kantor saya. Dengan alasan bahwa tenaga saya dibutuhkan di Bagian Marketing, per Februari 2008 yang lalu saya diminta untuk mengurusi bidang Marketing.
Terus terang, marketing adalah bidang baru buat saya. Tidak ada sedikitpun terlintas di fikiran ini, untuk terjun di bidang ini. Namun dengan dasar bahwa Allah sedang berencana terhadap saya maka sayapun menerima dengan lapang dada keputusan manajemen tersebut. Saya diminta oleh manajemen untuk menangani Aliansi Strategis. Ya Allah semoga Engkau memberikan kekuatan kepada saya untuk mengemban tugas baru ini.

Kalo diingat-ingat, ketika saya masih bekerja di SANYO JCI dulu, mutasi ke bidang yang belum pernah saya geluti selalu menjadi bagian dari perjalanan kehidupan saya. Waktu itu di tahun 1993 selepas ujian sidang sarjana Fisika UI, tepatnya Bulan Juli 1993, saya mendapat panggilan test dari PT. SANYO JCI. Informasi tentang test di PT. SANYO JCI saya dapatkan dari media informasi di kampus Fisika UI. Seleksi memakan waktu selama 3 minggu. Akhirnya saya dinyatakan lulus dan bergabung di SANYO JCI pada Bulan Agustus 1993. Namun dengan alasan bahwa pada akhir Agustus saya harus mengikuti wisuda, saya meminta untuk masuk kerja per 1 September 1993. Permohonan sayapun diterima.

Posisi yang saya tempati saat itu adalah sebagai Technical Analist untuk produk Cylinder Video VHS. Alhamdulillah berkat kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT, saya dapat mengemban tugas tsb. Masih ingat betul saat itu, manager saya H.Yoshida pria kelahiran Nigata, Jepang selalu memberikan banyak pelajaran buat saya. Akhirnya saya diminta oleh dia untuk men-setting Bagian Quality Control Cylinder Video. Saat itulah saya baru tahu bahwa posisi yang saya tempati saat itu, sudah pernah dijabat oleh orang yang telah dilatih ke Jepang namun tidak memenuhi harapan H.Yoshida.

Dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1996 Alhamdulillah saya telah menurunkan prosentasi barang reject dari rata-rata 4,5 % per bulan menjadi rata-rata antara 0,4% hingga 0.5 %. Akhirnya pada tahun 1996 saya mendapat promosi menjadi Asistant Quality Manager Cylinder.
Saat itu saya mulai merancang program pelatihan di Bagian Cylinder, baik bagi new employee maupun existing employee. Berbekal aktifitas tsb, pada tahun 2000 saya diminta oleh manajemen untuk set-up Bagian Training. Bagian Training ada di bawah Divisi SDM. Mulai saat itulah, saya terjun di bidang pengembangan SDM. Pada tahun 2001 saya mengikuti pelatihan Long Life Human Resources di 3 kota besar di Jepang yaitu Tokyo, Kyoto dan Chiba.

Selama menangani PSDM, saya telah melakukan berbagai kegiatan, diantaranya set-up pengembangan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di lingkungan kerja. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah dengan mengadakan training inhouse untuk seluruh level karyawan, berbagai kontest Bahasa Inggris diantaranya English Speech Contest dan English Debating Contest.
Saat itu, saya juga diminta untuk set-up perpustakaan kantor. Masih ingat ketika pertama kali perpustakaan dibentuk, kita hanya memiliki sekitar 1500 judul buku, namun ketika saya resign dari SANYO JCI, perpustakaan telah memiliki sekitar 8500 judul buku, bisa ditebak karena karyawan 80 % adalah wanita maka buku yang paling laris dibaca oleh karyawan adalah tentang wanita terutama buku-buku islam berkaitan dengan wanita, anak dan keluarga.

Nah sekarang saya diminta oleh direksi untuk menangani bidang marketing, insya Allah dengan memohon perlindungan dan petunjuk dariNya, saya mencoba bergelut dengan tugas baru ini.
Saya memang punya cita rasa NANO-NANO. Saya menyelesaikan S1 di Jurusan Fisika. Mengawali karir di bidang Analist, selanjutnya Quality Control, Quality Assurance, terus terjun di SDM, meneruskan kuliah Pasca Sarjana di Finance dan saat ini bekerja di Bidang Marketing, yah saya pikir saya memang rasa NANO-NANO. Manis asem rameh rasanya.

Saturday, February 16, 2008

Kembali ke kampus Fisika FIMPA UI untuk mengajar.


Hari Jumat tanggal 15 Februari 2008 adalah hari pertama saya mengisi mata kuliah Entrepreneurship. Bpk. Dr. Santoso sebagai penanggung jawab Program Fisika Extension, beberapa waktu yang lalu memang telah meminta saya untuk mengisi mata kuliah entrepreneurship bagi mahasiswa Program Extension Fisika FMIPA UI.

Senang rasanya saya kembali ke kampus Fisika UI. Ini adalah kali ke dua saya diminta untuk mengajar di Fisika UI. Beberapa tahun yang lalu saya juga diminta oleh Program DIII Fisika Instrumentasi untuk mengisi mata kuliah Pengantar Six Sigma.

Menyusuri area FMIPA UI pada malam hari, membuat kenangan indah semasa kuliah dulu kembali terangkat.
Masih teringat dalam ingatan, sambil menunggu kedatangan dosen, kita duduk-duduk di area tangga Gedung B101.
”Pak kuliahnya di Ruang B202”, kata Pak Rizki petugas secretariat Fisika Extension.
”Oh ya”. Saya timpali.
Menyusuri tangga sebelah utara Gedung B. Saya merasakan suasana perkuliahan dulu. Tidak terasa 15 tahun yang lalu, saya suka duduk berkelompok dengan teman-teman di anak tangga itu. Suasana area tengah Gedung B yang mengandalkan sinar bulan, semakin membuat kenangan itu kembali terusik. Yah.................... saya masih ingat, menjelang saya menyelesaikan skripsi tentang perambatan gelombang gempa secara real time, jam 9 malam saya bersama teman lainnya dari kelompok Geng Endang dan Misli mulai berdatangan ke laboratorium komputer. Kami stand by di laboratorium komputer hingga menjelang subuh. Kabar burung bahwa Gedung FMIPA punya ’sesuatu’ tidak kami hiraukan. Hingga kami semua dapat menyelesaikan tugas skripsi.
”Bagaimana kabar Bu Gani”, tanya saya kepada Pak Rizki.
”Alhamdulillah meskipun sudah pensiun tapi beliau masih berdedikasi tinggi ke kampus Pak”, jawab Pak Rizki
”Bu Djarwani gimana?”, tanya saya.
”Alhamdulillah, sehat-sehat aja pak”, kata Pak Rizki lagi.
”Sampaikan salam saya buat Pak Hikam dan Pak Martarizal yah”, sahut saya.
”Ya pak:, sahut Pak Rizki.

Hari pertama kuliah, saya isi dengan perkenalan. Saya juga menjelaskan aturan main perkuliahan. Alhamdulillah teman-teman mahasiswa terlihat cukup antusias mengikuti kuliah ini.
Kuliah saya akhiri pada jam 20.30. Saya tutup dengan doa semoga apa yang saya bagikan kepada teman mahasiswa dapat berguna. Dan semoga Allah tetap membersihkan niat saya untuk bershadqoh ilmu, amin.


Tuesday, February 12, 2008

RAT KopKar Takaful Indonesia 2007


Puji syukur Alhamdulillah atas segala nikmat yang telah dilimpahkan Allah SWT kepada kita semua.
Salawat dan saam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah pada tanggal 8 Februari 2008 bertepatan dengan tanggal 1 Safar 1429 H, telah dilaksanakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) KopKar Takaful Indonesia tahun 2007. Rapat dimulai tepat pukul 13.40 WIB. Terpilih sebagai pimpinan rapat adalah Bapak Setyo Utomo. Setelah mengecek jumlah anggota yang hadir dan telah dinyatakan quorum maka RAT pun dimulai.
Agenda rapat dimulai dengan laporan pertanggungjawaban pengurus KopKar untuk tahun buku 2007.
Pada tahun 2007, pengurus KopKar Takaful Indonesia telah menyelengarakan unit usaha bisnis diantaranya PEMBIAYAAN, OUTSORCING, STATIONARY, TOKO, KANTIN & SOUVENIR, FOTOCOPY, JASA (SIM/ STNK dll.), PERCETAKAN, TAA, TRAINING & Event Organizer
Dari seluruh kegiatan usaha tsb, dapat dilaporkan kinerja secara keseluruhan sbb:


2005 2006 2007
Pendapatan 1,077 1,288 2,394
SHU 154 217 511
Biaya 923 1,071 1,883
(dalam jutaan)

Sementara SHU yang dibagikan kepada para anggota setelah dikurangi pajak dan zakat adalah sebesar Rp 366.167.237.
Hasil keputusan lain dari RAT adalah para anggota menyetujui diberlakukannya pencatatan cash basis untuk menggantikan accrual basis.
Selanjutnya pengurus juga memaparkan proyeksi bisnis KopKar Takaful tahun 2008 yaitu laba bersih tahun 2008 dengan menggunakan system cash bisnis adalah sebesar Rp 350.519.017,- (0.35 M) atau bila menggunakan accrual basis maka pendapatan bersih tersebut setara dengan pendapatan bersih Rp 876.988.016,- (0.87 M). Insya Allah. Untuk memotivasi para karyawan untuk mencapai kinerja setinggi-tingginya maka untuk tahun 2008 akan digunakan sistem bonus bila karyawan mencapai di atas target yang telah dibuat.

Friday, February 8, 2008

Belajar Kehidupan dari Wanita Bermental Baja, Ibu.................kelak kisah kehidupanmu akan menjadi kisah manis bagi seluruh wanita di dunia




Siang itu di Bulan Mei Tahun 1986, suasana SMA Negeri 1 Indramayu tampak lebih lengang. Sekolah yang saat ini telah berganti nama menjadi SMA Negeri 1 Sindang tersebut, terlihat tidak seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan oleh sekolah. Beberapa siswa terlihat sedang bermain basket di lapangan sekolah sementara yang lainnya duduk-duduk santai di halaman sekolah.

Semuanya maklum, saat itu siswa kelas 3 baru saja menyelesaikan ujian. Sementara kelas 2 dan kelas 1 masih libur.
Ujian akhir bagi seorang pelajar kelas 3 SMA adalah penentuan bagi mereka, apakah mereka dapat lulus dari SMA ataukah tidak?.
Apakah mereka dapat meneruskan kuliah ataukah harus tinggal dan mengulang di kelas yang sama.
Saat itu saya bersama beberapa teman dari kelas 3B2 sengaja datang ke sekolah hanya sekedar untuk nongkrong-nongkrong saja di depan sekolah. 3B2 adalah sebutan kelas kami untuk menunjukan bahwa kami kelas 3 dari jurusan IPA kelas pararlel ke-2. SMA Negeri 1 Indramayu saat itu memiliki 4 kelas Jurusan IPA yang paralel yaitu 3B1, 3B2, 3B3 dan 3B4. Untuk yang mengambil jurusan bahasa, kita menyebutnya 3A1, sementara yang mengambil jurusan IPS kita menyebutnya 3C1, 3C2 dan 3C3.
Ngobrol ngalor ngidul dari omongan tentang soal-soal ujian hingga berbagai impian untuk meneruskan kuliah. Mahsun, salah seorang sahabat karib saya dengan antusias mengatakan bahwa dia ingin menjadi guru yang baik, oleh karenanya dia mantep untuk masuk ke IKIP (sebelum berubah nama menjadi UNJ) dan IKIP Jakartalah yang akan menjadi tujuan kuliahnya. Seorang teman lainnya dengan berapi-api begitu yakin bisa masuk APDN (sebelum berubah nama menjadi STPDN). Sementara yang lainnya bercerita banyak tentang UGM, ITB, UnPad, Universitas Diponegoro dsbnya. Saya menjadi pendengar yang baik saja waktu itu. Maklum meskipun saya juara pertama dikelas 3B2 dan juara 3 untuk seluruh jurusan IPA, namun saya masih belum yakin apakah saya bisa melanjutkan kuliah.
Yah,.....bukannya saya pesimis dengan masa depan saya tetapi kondisi keuangan keluarga yang memaksa saya untuk mengerem berbagai mimpi-mimpi saya.
Universitas Indonesia memang menjadi impian utama saya. Kuliah di Universitas Indonesia adalah cita-cita yang sejak lama sudah saya pendam.
“Dos, dicariin Bu Yanie tuh!”, kata salah seorang teman mengagetkan kami semua. Idos adalah nama kecil saya. Teman-teman selalu memanggil saya dengan sebutan tersebut. Sementara Bu Yanie adalah Guru Matematika sekaligus wali kelas kami. Nama panjangnya sih Tanyanie, tapi beliau lebih suka dipanggil Bu Yanie untuk mempercepat panggilan katanya.
“Wah ada apa lagi ya, Bu Yanie nyariin saya?”
”Tahuk tuh!, katanya ada kabar bagus buat kamu”.
”Kabar apa lagi ya?”.
”Udah lah. Enggak usah nanya dulu, mendingan kamu ke sana aja!”, sahut temanku.
Belum bergerak saya melangkah menuju kantor guru, dari arah berlainan, beberapa teman saya berteriak, ”Dos, selamat ya, kamu diterima masuk UI!. ”PMDK, enggak pake test !!”.
Kaget, enggak percaya dengan kabar tersebut, saya berlari menuju kantor guru. Disana sudah menunggu Bu Yanie bersama beberapa guru lainnya.
”Firdaus, selamat ya – kamu diterima PMDK di Jurusan Fisika UI”.
”Akh, yang bener, Bu ?” , tanyaku dengan perasaan yang enggak percaya.
”Nih surat dari dikti, kamu baca sendiri aja”, kata Bu Yanie.
”Alhamdulillah..........”, gumamku.
Dengan sedikit gemetar surat itupun saya terima.
Lalu saya baca isi surat tersebut.
Di dalam surat tersebut, tertulis jelas nama saya, nama sekolah saya dan nama program studi Fisika Universitas Indoneisa dengan nomor program studi 220447.

”Makasih bu”, sahut saya.
”Oh ya, Fisikanya yang S1 atau yang D3 ya?”, tanya seorang guru yang lain.
Lembar pemberitahuan penerimaan PMDK dari depdikbud dirjen dikti-pun saya buka lagi. Tangan saya gemetar, saya masih belum percaya bahwa saya masuk UI tanpa melalui test lagi.
”Saya masuk yang S1, Bu!”, kataku.
Sontak beberapa guru lain yang berada di ruang gurupun memberikan selamat kepada saya. Teman-teman saya yang sedari tadi berada di luar ruangan guru pun ikutan memberikan selamat kepada saya.
Mengapa jurusan fisika menjadi pilihan utama saya?
Saat saya duduk di kelas 2 SMA, saya diajar oleh seorang guru bernama Pak Udan. Beliau adalah guru fisika yang baru. Sebelumnya beliau mengajar di salah satu SMA di Bandung. Pak Udan mengajar fisika dengan konsep sederhana, bahwa fisika itu mudah, fisika adalah bukan pelajaran yang menakutkan. Sejak Pak Udan mengajar fisika di sekolah, praktekum fisika menjadi sering dilakukan. Hal ini membuat saya menyenangi pelajaran fiska. Berkat sistem pengajarannya yang simpel membuat saya begitu tertarik dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam pelajaran fisika. Setelah itu sayapun mantap untuk meneruskan kuliah di jurusan fisika.
Saya memilih jurusan S1 Fisika UI sebagai pilihan pertama PMDK dan D3 Fisika UI sebagai pihan kedua. Saat itu memang beberapa universitas negeri yang memiliki fakultas MIPA membuka 2 juruan yaitu S1 dan D3. Jurusan S1 diperuntukan bagi yang mau menyelesaikan program sarjana. Sementara program D3 diperuntukan untuk calon guru. Kalo tidak salah program ini dibentuk oleh pemerintah sebagai jawaban atas kurangnya mutu guru yang mengajar mata pelajaran MIPA di sekolah.
Hari itu adalah hari dimana saya merasa sebagai orang yang ’diagungkan’ oleh Allah SWT. Paling tidak, diterimanya saya menjadi mahasiswa UI adalah jawaban saya terhadap perjuangan ibu. Saat itu saya telah membuktikan bahwa penderitaan ibu saya tidaklah sia-sia.
Ibu adalah orang pertama yang saya kabari tentang berita penerimaan PMDK saya. Betapa senangnya hati ibu mendapat berita tersebut, tidak ada sedikitpun keraguan di wajahnya menerima kabar tersebut.


Cobaan Hidup Membuat Saya Lebih Survived.

Segala macam rasa berkecamuk pada diri saya. Bingung, seneng, optimis, ragu-ragu dsbnya. Bagaimana tidak, di dalam surat pemberitahuan dari dikti tersebut diinformasikan bahwa saya harus daftar ulang pada tanggal 17 Juni 1986. Pada tanggal tersebut SPP dan seluruh keuangan harus sudah dibayarkan. Bila terlambat maka calon mahasiswa dinyatakan mengundurkan diri dan dianggap gugur.
Mengapa ragu?.
Karena saya tahu diri, saya sudah menjadi yatim semenjak saya duduk di bangku kelas 5 SD. Saya adalah anak ke – 5 dari 11 bersaudara. Ke-empat adik-adik saya meninggal dunia pada usia balita. Mereka menderita sakit dan beberapa diantaranya meninggal tanpa sakit terlebih dahulu. Tepat 2 tahun setelah kematian adik pertama saya, ayah saya dipanggil oleh Allah SWT akibat komplikasi berbagai penyakit, hal itu terjadi pada tahun 1979.
Artinya dalam waktu 2 tahun berturut-turut kami kehilangan 5 orang yang sangat kami cintai. Bila dihitung rata-ratanya maka dalam masa 5 bulan sekali kami ditinggal satu persatu anggota keluarga kami. Subhannallah, Allah telah memberikan cobaan kepada kami sekeluarga dan Allahpun memberikan kami kesabaran dan ketabahan dalam menerima cobaan tersebut.

Masa Kecil yang Tak Akan Pernah Terlupakan.
Ibu dan kakak saya pernah bercerita kepada saya bahwa saya terlahir dengan nama Toto Sugiharto. Mengapa ayah saya menamakan saya dengan Sugiharto? Saat kelahiran saya, bisa dikatakan sebagai masa puncak ayah dalam mengelola usaha. Ayah disamping pegawai PEMDA Indramayu juga memiliki usaha CV Indra Karya. Perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor bangunan. Banyak gedung dan bangunan yang telah ditangani oleh perusahaan ini. Disamping itu, ayah juga memiliki bisnis angkutan kota dan peternakan unggas berupa ayam dan bebek.

Ayah juga memiliki usaha transportasi berupa angkutan kota dan becak. Trayek angkutan kota yang dilayaninya adalah Indramayu – Patrol. Sementara kegiatan usaha becak dilakukan di Jakarta dan dikelola oleh saudaranya.
Pada saat itu memiliki becak merupakan bisnis yang pantas untuk dibanggakan. Di belakang rumah, ayah juga memiliki banyak ayam maupun bebek yang bisa dijadikan penghasilan tambahan. Bukan itu saja ayah juga memiliki usaha pasir kali. Pangkalan galian pasir dimilikinya di daerah Bangkir dan dikelola oleh saudaranya juga
Konon pada saat saya berusia balita, menurut penuturan ibunda tercinta, kami sekeluarga kedatangan seorang tamu berperawakan tinggi besar, dengan wajah mirip orang Arab. Beliau mengaku sebagai kawan dekat kakek saya, KH Sirad. Menurutnya beliau teman baik kakek ketika berada di Arab. Beliau datang untuk bersilaturahmi dengan kakek, namun sayang saat itu kakek saya sudah wafat. Ketika melihat saya dan menanyakan nama saya, beliau menyarankan kepada kami sekeluarga untuk mengganti nama saya dengan Achmad Fidaus. Sejak itu pula saya berganti nama menjadi Achmad Firdaus.

Kelak setelah ayah meninggal dunia seluruh usaha ayah tersebut dikuasai oleh saudara-saudaranya yang menjadi kepercayaannya tersebut. Orang-orang yang tidak amanah. Orang-orang yang justru meninggalkan kami pada saat ayah sudah tidak ada.........................................
Saat ayah meninggal, saudara tertua saya baru duduk di kelas 3 SMEA. Kakak kedua saya duduk di kelas 1 SMA, di bawahnya lagi kelas 2 SMP, kelas 5 SD, saya kelas 4 SD, kedua adik saya masing-masing kelas 2 SD dan kelas 1 SD.
Seluruh usaha ayah habis tak bersisa untuk mengobati penyakit yang diderita oleh ayah. Bahkan ketika ayah meninggal dunia kami ber tujuh saudara dan ibu hanya tinggal di sebuah kamar. Saya menyebutnya kamar karena rumah warisan ayah hanyalah tanah seluas 3 x 3 meter atau 9 meter persegi. Dan di atas tanah warisan itulah ibu berusaha membuatkan kami sebuah ”rumah”.
Bisa dibayangkan kamar seluas 9 meter persegi harus dihuni oleh 8 orang sekaligus. Jangankan untuk belajar untuk tidurpun kami harus bergantian.
Untuk mandi kami harus menebeng pada tetangga yang bernama Bapak Kuat. Keluarga Pak Kuat adalah pendatang dari daerah Majalengka. Mereka sudah cukup lama menetap di Indramayu.
Kebetulan sumur keluarga Bapak Kuat terletak di belakang rumah. Sumur tersebut sebenarnya adalah tempat pencucian daging hewan sembelihan. Maklum keluarga Bapak Kuat adalah penjual hewan sembelihan berupa sapi dan kerbau. Jadi untuk urusan mandi pagi, kami harus melakukannya menjelang subuh dan untuk mandi sore kami harus melakukannya selepas isya. Bisa dibayangkan terkadang sehabis mandi badan kami bukannya bersih malah bau daging hewan sembelihan.
Untuk urusan buang hajat, kami memiliki seni manajemen tersendiri. Kami harus melakukannya di pesawahan yang terletak 1 km dari rumah. Kami harus mengatur waktu perjalanan antara rumah dan pesawahan yang bila ditempuh dengan jalan kaki memakan waktu 15 menit. Kalo kami lagi punya sedikit uang maka untuk urusan yang satu ini kami melakukannya di WC umum di pasar.
Rumah kami memang di tengah kota, di belakang Pasar Kota Indramayu.
Saya teringat ketika menjelang usia peralihan, saya punya geng yang bernama Geng KomPas yang artinya Komplek Pasar.
Meskipun berada di tengah kota. Rumah kami tidak memiliki saluran listrik, bagaimana berfikir menggunakan listrik, wong untuk makan saja harus bergiliran.

Perjuangan Ibu Tiada Bandingannya di Dunia.
Ibu saya bernama Rokayah, dilahirkan di Desa Kandanghaur. Desa yang sampai saat ini terkenal dengan istilah Pasar Jodoh. Pasar dimana tempat bertemunya anak muda untuk mencari jodoh. Menurut cerita yang dituturkan oleh ibu saya, konon bila seorang gadis tertarik pada seorang pemuda atau sebaliknya. Maka sang gadis harus rela tinggal di rumah orang tua pemuda tersebut. Selama beberapa hari, dia harus mengalami ’masa magang’ menjadi seorang istri yang baik. Membantu calon mertua melakukan urusan rumah tangga. Tentu saja minus ’tugas khusus’ istri melayani suami. Bila aturan yang satu ini dilanggar maka sanksi soaisl dari masyarakat sekitar akan dijatuhkan pada mereka. Manakala calon mertua merasa cocok maka sang pemuda berkewajiaban menikahi si gadis. Tapi bila calon mertua tidak merasa cocok maka urusan menjadi selesai dengan sendirinya.
Ibu dilahirkan dengan bekal mental baja. Mental seorang surviver. Saya tidak bisa membayangkan mental seorang wanita yang ditinggal mati oleh lima orang yang dicintainya hanya dalam masa 2 tahun. Setiap lima bulan sekali satu persatu orang –orang yang dicintainya dipanggil oleh Allah SWT. Khairunnisa, Istiqomah, Nurbaeti dan Nunung adalah keempat adik saya yang meninggal dalam usia balita. Genap 2 tahun dari kematian adik saya yang pertama, ayah meninggal dunia. Penyebab kematian ayah, paling tidak disebabkan juga oleh beruntunya kematian yang menimpa adik-adik saya. Cobaan beruntun tersebut mengakibatkan ayah terserang komplikasi berbagai penyakit. RSU Indramayu, RS Gunung Jati Cirebon dan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, pernah menjadi tempat opname ayah. Seluruh usaha ayah habis untuk pengobatan. Bahkan uang pensiun tiap bulan pun harus minus untuk menutup hutang di kantor ayah.
Sejak kematian ayah, ibu berperan berganda-ganda. Ayah memang memiliki banyak saudara. 2 kakak dan 4 adik. Namun kematian ayah tidak membuat mereka berbelas kasihan pada kami. Dari segi ilmu mereka paham bahwa menyantuni anak yatim adalah hukumnya wajib. Mereka pun paham bahwa sesungguhnya adalah ancaman dari Allah SWT terhadap orang yang menelantarkan anak yatim. Tapi ilmu tinggallah ilmu, kami yang yatim harus berjuang sendirian.
Ibu memulai kehidupan baru sebagai pembantu rumah tangga. Kebetulan berdekatan dengan rumah kami, ada sebuah rumah kontrakan karyawan PT. Nisconi. Nisconi adalah perusahaan rekanan pertamina yang berasal dari Negara Jepang. Ibu menjadi pembantu rumah tangga di rumah tersebut. Mencuci baju, memasak makanan, membersihkan isi rumah dsbnya, dikerjakan oleh ibu dengan ikhlas.
Pagi hari ba’da subuh ibu sudah harus menuju rumah kontrakan tersebut. Oleh karenya kami ke sekolah jarang sarapan pagi. Siang harinya, ketika kami pulang dari sekolah ibu membawakan kami makan. Kami makan bergiliran karena jatah makan yang ibu bawa terbatas, kami memakluminya. Untuk makan malam, kami harus menunggu hingga ibu pulang, terkadang hingga larut malam kami harus menunggu ibu pulang.
Suatu saat kontrakan rumah tempat para karyawan Nisconi pun pindah. Ibu terpaksa berhenti bekerja. Ibu mencoba peruntukan dengan berdagang kue yang dia buat sendiri. Sebelum subuh dia sudah sibuk dengan masakannya. Kami semua ikut membantu meskipun dia tidak memintanya. Tetangga kami yang pedagang
Dengan penghasilan yang tidak menentu membuat ibu harus banyak berhutang kepada warung, toko atau bahkan kepada rentenir sekalipun. Semuanya dia lakukan untuk mempertahankan masa depan kami semua. Akhirnya ibu tidak kuat menahan segala cercaan saudara-saudara ayah maupun orang-orang yang tidak bisa hidup berdampingan dengan 7 orang anak yatim. Ibu memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Ibu memutuskan untuk menjadi penjaga toko di salah sebuah toko milik orang China. Toko tersebut berada di Pasar Senin. Setiap bulan ibu pulang ke Indramayu. Ibu membawa sedikit uang untuk kami. Bisa dibayangkan pertemuan kami setiap bulan selalu diawali dan diakhiri dengan tangisan kami berdelapan. Ibu mengajarkan kami tentang berbagai bentuk kesabaran dan ketabahan, bukan dengan berbagai teori atau konsep tapi belajar dari kehidupan nyata.
Upah hasil menjadi penjaga toko di Pasar Senin tidaklah cukup untuk membiayai kami semua, oleh karena itu ibu memutuskan untuk mecari tambahan penghasilan lainnya. Kebetulan ada kerabat ibu yang memiliki usaha pembuatan garam di daerah Eretan (Indramayu). Ibu ditawari pekerjaan untuk melakukan pengiriman garam dari daerah Eretan ke Pasar Kramat Jati. Garam dikirim dari daerah Eretan jam 12 malam dan tiba di Pasar Kramat Jati sekitar subuh. Ibu bertugas mengawal pengiriman garam tersebut ke tengkulak yang ada di Pasar Kramat Jati. Ibu melakukan tugas tersebut seminggu sekali, sementara tugas sebagai penjaga toko tetap dia lakukan. Subhanallah, Allah telah memberikan kekuatan yang luar biasa kepada ibu, dengan kondisi yang begitu berat, Allah memberikan kekuatan baik jasmani maupun rohani.
Setahun setelah meninggalnya ayah, kakak pertama saya lulus dari SMEA. Kakak memutuskan untuk tidak kuliah, kakak akhirnya mengikuti ibu ke Jakarta. Dia tinggal di tempat saudara di daerah Kebayoran Lama Jakarta Selatan dengan harapan akan mendapat pekerjaan untuk memperingan beban ibu. Namun setahun tinggal di tempat saudara, pekerjaan yang diharap tidak kunjung datang, akhirnya ibu menyarankan kakak untuk kembali ke Indramayu. Kakak mendapat pekerjaan sebagai tenaga tata usaha di salah satu sekolah SLTP di Indramayu. Sambil bekerja kakak mengikuti kursus menjahit. Saat ini kakak pertama telah membuka usaha menjahit sendiri. Kakak pertama akhirnya mendapat suami yang bekerja di Pemda Indramayu.

Kakak keduapun lulus dari SMA. Ibu kembali membawa kakak kedua ke Jakarta, dengan harapan mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Kakak kedua ikut dengan kerabat ibu yang tinggal di daerah Pondok Kopi Jakarta Timur. Kebetulan beliau bekerja di BNI 1946 di daerah Kota Jakarta Barat. Kakak keduapun mengikuti seleksi di BNI 1946. Sekitar setahun proses seleksi dilakukan. Dalam masa seleksi ini, kakak secara rutin pergi pulang Indramayu – Jakarta. Ada banyak cerita menarik yang disampaikan oleh kakak kedua maupun ibu pada saat proses seleksi ini. Suatu saat kakak harus menghadiri test kesehatan. Saat itu team dokter mendapati salah satu gigi kakak bolong dan harus dicabut, bila tidak dilakukan maka kakak akan dinyatakan tidak lulus. Namun permasalahannya adalah untuk mencabut gigi tersebut membutuhkan biaya sebesar Rp 25.000,- saat itu ibu tidak memiliki uang sebesar itu. Akhirnya ibu memutuskan untuk meminjam uang kepada kerabatnya di daerah Kalibaru Tanjung Priuk. Sayang ibu tidak memiliki alamat lengkapnya. Ibu hanya tahu nama kerabatnya tersebut. Akhirnya ibu meminta kakak untuk mencari sendiri alamat kerabat ibu.
Oleh karena ibu tidak bisa meninggalkan pekerjaan sebagi penjaga toko.

Berbekal nama yang ada, kakak kedua akhirnya mencari nama kerabat ibu. Bisa dibayangkan mencari sebuah nama di daerah Jakarta tanpa alamat yang jelas akan menghasilkan apa?. Hingga waktu magrib tiba, kakak berjalan-jalan sendiri menanyakan nama kerabat ibu kepada orang-orang yang ditemuinya.
Alhamdulillah menjelang Isya akhirnya kakak berjumpa juga dengan orang yang dicari. Kakakpun menceritakan maksud kedatangannya kepada kerabat ibu. Tangis pilu, kasihan dan iba terhadap nasib kakak, akhirnya kerabat ibu meminta kakak untuk menginap di tempatnya. Esok harinya kakak menemui ibu untuk bersama-sama ke dokter gigi untuk mencabut gigi. Lokasi dokter gigi yang terdekat adalah di Lapangan Banteng. Rupanya waktu yang dibutuhan untuk mencabut gigi terlalu lama. Menurut penuturan ibu, saat itu waktu sudah menunjukan sekitar 10 kurang lima belas menit padahal kakak harus sudah hadir di BNI 1946 Kota jam 10.00. Bingung bukan kepalang ibu dan kakak seperti orang linglung, tidak tahu apa yang harus dilakukan, saat itu wajah kakak sudah merah dan sembab menangisi nasibnya, terbayang sudah kegagalan mengikuti test kesehatan. Sekonyong-konyong ibu melihat sebuah mobil patroli polisi yang sedang menjaga kawasan Lapangan Banteng, sontak keberanian muncul dalam diri ibu. Ibu memberhentikan mobil polisi tersebut. Ibu menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi, tidak lupa pula kakak memperlihatkan kartu test BNI 1946.

Alhamdulillah Allahpun memberikan kemudahan. Pak polisi selanjutnya mempersilahkan ibu dan kakak untuk naik mobil kijang patroli. Saat itu kakak masih sempat melihat sekeliling, ternyata pada saat ibu dan kakak berada di atas mobil patroli tersebut, banyak pandangan mata di sepanjang jalan Lapangan Banteng hingga Kota tertuju kepada kakak dan ibu.

Tiba di depan BNI 1946 Kota pak polisi berkata, ”Bu, maaf, tadi ibu lihat orang-orang di sepanjang jalan pada ngeliatin ibu enggak?”.
”Ya, pak!, apa yang salah ya?”, tanya ibu.
”Maaf ya bu, mobil ini biasanya digunakan untuk ngangkut penjahat atau sejenisnya, ibu jangan kesinggung ya”, jawab pak polisi.
”Akh, biarin aja pak yang penting saya sudah nyampe ke sini”, jawab ibu.

Karena waktu pada saat itu sudah menunjukan jam setengah sebelas, ibu meminta kepada pak polisi untuk mengantarkan kakak dan ibu kepada panitia test BNI 1946. Ibu berharap pak polisi dapat menceritakan kepada panitia atas apa yang sudah terjadi pada kakak dan ibu. Akhirnya pak polisi yang baik hati itupun bersedia menolong. Dia menemui panitia test dan menceritakan ihwal terlambatnya kakak mengikuti test seleksi di BNI 1946. Alhamdulillah sesi test kesehatan kakak saat itupun dinyatakan lulus, meskipun terlambat datang. Ya Allah, meskipun kakak dan ibu belum sempat tahu nama pak polisi yang baik itu, semoga Engkau membalas kebaikan hati pak polisi tersebut.

Hampir satu tahun proses seleksi penerimaan pegawai di Bni 1946 berlangsung dan akhirnya kakakpun mendapatkan keputusan bahwa dia diterima menjadi karyawan BNI. Kakak tinggal di Jln. Pemuda II di samping Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Timur. Rumah teserbut adalah milik Yu Dasmi kerabat ibu yang berbaik hati mengantarkan kakak menajdi karyawan BNI 1946. Rumah teserbut memiliki 5 kamar, 4 kamar lainnya dijadikan temapt kost. Tiap kamar diisi antara dua hingga tiga orang, kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa yang berasal dari Indramayu. Mulai saat itu kakak bahu membahu bersama ibu membiaya kami berenam di Indramayu. Saat ini kakak sudah menyelesaikan studi S1 nya di Universitas Indramayu.

Pada saat kakak kedua mengikuti seleksi penerimaan karyawan Bni 1946 di Jakarta, kendali kami sekeluarga di Indramayu dipimpin oleh kakak kami yang pertama. Upah dari honorer TU di SLTP tidaklah seberapa namun dengan tekad bersama bahwa meskipun sedikit tetapi harus dibagi, kami selalu menikmati segala kekuranagn kami tersebut. Saya masih ingat betul, saat-saat magrib adalah saat dimana kami harus menunggu kedatangan mbok tua penjual rumbah. Rumbah adalah nama sejenis pecel atau gado-gado. Kami menunggu kedatangan mbok tua karena kami tahu, saat magrib adalah saat dimana mbok tua pulang dari berdagang rumbah keliling. Biasanya sambel atau bumbu rumbah akan berlebih. Kami membeli sambel tersebut, untuk selanjutnya kami tambahkan air lagi sehingga menjadi lebih banyak, lalu kami bagi air atau kuah rumbah tersebut untuk dijadikan teman makan malam kami. Terkadang kami mendapati mbok tua tidak memiliki sisa sama sekali kuah rumbah tersebut oleh karena rumbah dagangannya sudah habis terjual, maka saat itulah kami harus bersabar untuk tidak makan malam lagi. Masya Allah, Ya Allah Engkau telah memberikan kepada kami kekuatan yang tiada taranya sehingga meskipun kami terkadang tidak makan malam tetapi kami masih tetap dapat diberi kesabaran dan kekuatan.

Saat itu adalah saat dimana kakak kami yang ketiga dalam proses kelulusan dari SPGnya (Sekolah Pendidikan Guru). Untuk meringankan beban kehidupan kami, kakak ketiga kami bersedia tinggal di rumah tetangga kami. Kebetulan ada tetangga kami yang berumur lanjut dan seluruh anaknya tinggal di luar kota Indramayu. Kakak bertugas menemani ibu tua tetangga kami. untuk itu kakak diberi imbalan sekedarnya. SPP kakak di SPGpun dibantu olehnya. Saya masih ingat betul setaip sore hari kakak selalu menyempatkan diri untuk datang ke rumah kami dengan memebawa sedikit kue atau makanan, kami selalu senang menerima kue yang dibawa kakak.
Kakak ketigapun akhirnya lulus dari SPG dan selanjutnya menjadi guru SD. Saat ini kakak masih mengajar di salah sebuah SDN di Indramayu. Kakak memiliki suami seorang wiraswasta.

Kabar baik datang juga, kakak ke empatku mendapat beasiswa dari sekolahnya atas prestasinya. Kakak dibebaskan dari pembayaran SPP. Nasib krang beruntung menimpa saya. Ibu tidak pernah bisa membayar SPP saya yang mengakibatkan saya tidak pernah mengambil raprot dikarenakan belum membayar SPP. Saya masih ingat betul SPP saya dibayarkan sekaligus dari kelas satu hingga kelas 3 SMP,itupun menjelang pembagian ijazah SMP saya.
Salah seorang teman sekelasku pernh bertanya.
”Firdaus, kamu naik juga ya?”, tanya dia kepada saya.
”Tauk, tuh sa bodoh, orang raport aja belum lihat”, saya bilang.
”Koq kamu yakin naik kelas, meskipun belum lihat raport?”, tanyanya lagi.
Saat itu saya sebenarnya pengen bilang sama dia.
”Ya kalo kamu aja naik kelas, masak iya saya enggak naik kelas sih!!!!!!!!”.
Tapi pertanyaan tsb hingga saat ini Alhamdulillah belum terucapkan langsung kepada dia. Ya maklum aja lah, wong teman saya yang nanya tersebut punya ranking 43 dari 44 siswa di kelas sementara saya sendiri selalu masuk 3 besar di SMP N 2 Indramayu. SMP yang sangat favorite di Indramayu hingga saat ini.

Kakak ke empatpun lulus dari SMA. Dia meminta ijin kepada ibu untuk melanjutkan kuliah tapi ibu menyerahkan sepenuhnya kepada kakak kedua karena beban keluarga sebagian disanggah olehnya. Alhamdulillah akhirnya kakak keemapat akhirnya dapat kuliah dan menyelesaikan DII IKIP Jakarta dan saat ini mengajar di SMP Negeri Dukuh Indramayu. Dia akhirnya dapat merampungkan S1nya di Universitas Wiralodra. Kakak memiliki suami guru teman mengajarnya.

Menjelang kelulusan saya dari SMA. Kakak kedua memutuskan untuk minta mutasi dari BNI 1946 Cabang Kramat ke BNI 46 Cabang Indramyu. Rupanya dia kurang cocok dengan kehidupan kota Jakarta. Akhirnya kakakpun meminta ibu untuk berhenti bekerja dan bersama-sama pulang kampung ke Indramayu. Kakak menikah dengan kawan SMAnya (saat ini kakak ipar bekerja di dinas Perijinanan Pemda Indramayu dan telah mermungkan S1nya di Universits Wiralodra). Kakak mengontrak rumah di Indramayu. Ibupun diboyong untuk tinggal bersamanya.

Selanjutnya apa yang saya alami setelah menerima kabar PMDK di Fgisika UI dari Dikti?.
Ibu membekali saya dengan uang Rp 125.000,-. Saya masih ingat betul saya berangkat Hari Jumat pagi dan tiba di UI Salemba siang hari. Saya langsung daftar ulang. Apa dinyana ternyata saya harus membayar uang SPP Rp 100.000,- ditambah uang Dana Kesejahteraan Kampus sebesar Rp 10.000,-. Sementra uang pemberian ibu saya yang sebesar Rp 125.000,- sudah saya gunakan untuk ongkos Bis Indramayu – Jakarta beserta makan siang. Uang yang ditangan tinggal sekitar Rp 100.000,-. Saya bingung baru kali itu saya ke Jakarta sudah langsung menemui masalah besar. Pendaftaran ulang terakhir adalah besok jam 16.00 bagi peserta yang tidak mendaftara ulang akan dinyatakan mengundurkan diri. Jam 4 sore saya keliling Wisma Daksinapati, Alhamdulillah ternyata saya ketemu dengan kerabat ibu dari Indramayu. Sayapun menceritakan permasalahan yang sedang saya hadapi. Kerabat itu bilang sebenarnya kamu masih punya saudara yang menjadi dokter, dia buka prakterk di Rawamangun tapi sayang dia tidak tahu alamat pastinya dimana.

Akhirnya saya memutuskan untuk mencari sendiri alamat kerabat ibu. Berbekal nama dr. Kumaedhi akhirnya sore itu pula saya berjalan kaki mencari nama dr. Khumaedi. Saya berpikir kalo saja kakak kedua dapat mencari kerabat ibu di Kalibaru masak iya saya yang laki-laki tidak berhasil seperti dia.
Susah memang mencari orang yang tidak jelas alamatnya. Rasa lapar dan dahaga tidak saya rasakan. Menjelang jam 20.30 Alhamdulillah akhirnya saya mendapatkan rumah dr. Khumaedi. Sayapun menceritakan permasalahan yang saya hadapi. Saya diminta menunggu oleh dr. Khumaedi karena pasien masih banyak. Menjelang jam 22.00 akhirnya dr. Khumaedi bisa menemui saya. Saya diminta untuk menginap di rumahnya namun saya menolaknya dengan alasan harus menyiapkan pendaftaran ulang. Saya dibekali uang Rp 100.000,-, uang yang cukup besar untuk masa itu (setara dengan uang spp saya satu semester). Dr Khumaedi yang saya maksud, saat ini telah menjadi orang penting di RSU Kota Tangerang. Kabar terakhir yag saya dengar beliau adalah Direktur RSU Kota Tangerang. Semoga Allah memberi keberkahan kepada keluarganya.

Suka duka kuliah saya lalui. Saya hanya dikirimi uang oleh ibu sebesar Rp 5.000 hingga Rp 10.000,- per minggu. Pengiriman uang dilakukan melalui surat. Uang lima ribu dibungkus kertas karbon lalu dimasukan kdee dalam amplop. Cukup aman untuk mengelabui orang yang iseng. Pernah suatu ketika saya mendapati surat yang ibu kirim ternyata tidak berisi uang sebagaimana biasanya. Rupanya ada orang yang tahu isi surat tsb dan mengambil uang yang ada di dalam amplop, entah oleh petugas pos ataukah orang lain, yang jelas saya ikhlas dengan kehilangan uang tersebut.
Kalo sudah begitu maka waktunya bagi saya untuk makan dengan teratur yaitu sehari makan dan sehari puasa.

Menjelang semester 3, saya memberanikan diri untuk melamar menjadi Co Assisten di lab kampus sayapun diterima dengan gaji Rp 2.500,- (Dua Ribu Lima Ratus Rupiah) per 2 jam mengajar, Saya mendapat jatah 2 kali mengajar dalam seminggunya, Alhamdulillah.
Saya juga rajin mencari beasiswa dari satu lembaga ke lembaga lainnya. Suatu ketika saya mendapati kabar bahwa ada kerabat ayah yang menjadi petinggi di BULOG, beliau Kepala Urusan Keuangan Bulog. Saya pun datang ke kantornya di daerah Gatot Subroto. Saya disuruh menceritakan silsilah saya dan hubungan saya dengan dia, apa daya saya tidak bisa menunjukan silisilah tsb. Sayapun diusir dari kantor Bulog oleh satpam dengan tuduhan mengaku-ngaku saudara pejabat di Bulog. Saya sempat menceritakan hal ini kepada ibu. Ibu hanya dapat menangis mendengar cerita saya. Ibupun sebenarnya tahu bahwa memang orang tersebut adalah kerabat ayah. Pada akhirnya beberapa tahun yang lalu ibu bercerita kepada saya bahwa orang tersebut meninggal dengan cara yang tidak wajar di rumahnya yang seperti istana.

Yayasan Achmad Bakrie, satu yayasan yang didirikan oleh Ibu Achmad Bakrie adalah yayasan yang telah memberikan saya beasiswa dari tahun 1989 hingga tahun 1993. Yayasan ini memberikan beasiswa sebesar Rp 25.000,- per bulan. Biaya kost di Depok saat itu adalah sebesar Rp 75.000,-. Karena kondisi ini maka sayapun kuliah sambil bekerja. Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan kuliah S1 saya di Jurusan Fisika FMIPA UI Depok dan S2 Pasca Sarjanan Management Sciences di FE UI Depok.

Adik saya yang pertama saat ini sudah bekerja di Dinas Perijinan Pemda Indramayu dan dalam proses menyelesaikan kuliah S1nya di Universitas Wiralodra. Sementara Adik kedua saya yang lulusan Prodip Pegadaian STAN dan S1 Unswagati Cirebon.
Selepas kelulusan SMAnya di SMA N 4 Cirebon, adik saya langsung saya bawa ke Depok. Maksudnya untuk saya masukan ke bimbingan belajar untuk menghadapi test masuk perguruan tinggi, Nurul Fikri adalah bimbingan belajar yang saya tuju. Saat tinggal di tempat kost saya, dia terikat dengan peraturan yang saya terapkan. Salah satu peraturan yang saya terapkan padanya adalah bahwa dia diperbolehkan keluar dari kamar saya mulai selepas Isya hingga jam 9.00 malam, setelah itu dia harus belajar lagi hingga jam 11 malam.

Suatu saat, sampai dengan jam 9.15 malam adik saya belum juga masuk kamar untuk belajar. Karena aturan harus diterapkan maka pintu kamar kost pun saya kunci dari dalam. Sekitar jam 12 malam induk semang saya Pak Endang teriak-teriak memanggil saya.
”Achmad, ini Abdulloh masih di luar, buka pintunya!, kasihan dia mau tidur”, Pak Endang teriak-teriak dengan logat Betawinya yang kental. Bisa dibayangkan Orang Betawi teriak-teriak di tengah malam yang sedang sunyi senyap, bagaimana kegaduhannya.
Sayapun membuka pintu.
”Biarin aja, dia tidur di bawah pohon belimbing, dan saya minta Pak Endang jangan kasih dia tempat buat tidur, kalo Pak Endang mau ngasih dia tempat buat tidur, besok hari saya mau pindah kost dari sini”, saya timpali.
Pak Endang hanya terdiam saja mendengar jawaban saya.
Yah, jadilah adik saya Abdulloh malam itu tidur di bawah pohon belimbing di depan kamar kost saya. Saya pikir kalo aturan sudah disepakati bersama maka hukuman atau reward harus tetap ditegakan.
Alhamdulillah berkat ridho Allah juga akhirnya adik saya diterima di Prodid III STAN Pegadaian. Saya dengar saat ini dia sedang diberi amanah untuk membuka cabang pegadaian yang barui di Kandanghaur Indramayu, daerah dimana ibu saya di lahirkan. Dan kalo enggak ada masalah apa-apa maka dialah yang diminta untuk menjadi Kepala Cabang Pegadaian Kandanghaur

Tahun 2003 adalah tahun dimana Allah kembali menunjukan kebesarannya. Saat itu Ibu menemui kakak saya yang kedua.
”Ros, rasanya sudah waktunya ibu pergi ke tanah suci”, pinta ibu kepada kakak.
”Iya bu, saya juga sudah kepikir untuk memberangkatkan ibu kesana, tapi saya belum punya uang untuk keperluan itu”, jawab kakak saya.
”Insya Allah saya sudah punya Lima Belas Juta”, jawab ibu.
”Ibu dapat uang dari mana sebesar itu”, tanya kakak.
”Ibu mengajukan pinjaman dari pensiunan bapak”, jawab ibu.
Subhanallah, kakak kaget mendengar ulasan ibu.
”Ya udah kalo gitu saya tinggal cari kekurangannya aja”, jawab kakak.
Akhirnya kakak pun memenuhi kekurangan ongkos haji ibu.
Setelah proses pendaftaran dan segala sesuatunya selesai. Kakakpun menginformasikan kepada saya. Jelas saya protes berat.
Mengapa untuk urusan yang satu ini saya tidak dilibatkan, paling tidak – saya bisa ikut urunan mengongkosi ibu. Tapi kakak saya berkelit. ”Kalo untuk urusan membantu ibu dan saya mampu melakukannya buat apa saya harus minta tolong ke yang lain. Subhanallah, ajaran ibu begitu melekat pada diri kami semua.
Akhirnya ibupun berangkat haji ke tanah suci dengan selamat. Suatu hadiah yang tak ternilai dari Allah SWT bagi hambanya yang beriman.

Ditulis sebagai salah satu media mencurahkan isi hati sebagai cerminan rasa bakti saya kepada ayahanda Agus Sirad (almarhum) dan ibunda Rokayah tercinta di Bunderan Kijang Indramayu.

Wednesday, January 30, 2008

Muharam Bulan Paling Berkesan


Muharam, adalah bulan pertama dalam perhitungan kalender hijriyah. Allah SWT menyebutkan bahwa Bulan Muharam adalah salah satu dari ke empat bulan suci yang ada di kalender hijriyah. Tiga bulan lainnya adalah Dzulqoidah, Dzulhijah dan Sya’ban.
Bulan Muharam menjadi bulan suci karena berbagai peristiwa sakral di dalam islam telah terjadi pada bulan ini. Salah satu yang penting adalah peritiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah menuju Madinah.

Bagi saya pribadi, Bulan Muharam adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu setelah Bulan Ramadhon. Pada bulan ini banyak peristiwa yang terjadi pada diri saya. Yang pertama adalah pada Bulan Muharam tanggal 12, Tahun 1388 H, Alhamdulillah saya dilahirkan oleh salah seorang wanita terbaik di dunia. Ibunda Rokayah. Saya dilahirkan pada hari itu dengan nama Toto Sugiharto. Nama tersebut dimaksudkan oleh Ayahanda tercinta Agus Sirad untuk mengenang bahwa menjelang kelahiran saya, ayah memiliki aset harta yang cukup banyak (dalam Bahasa Jawa sugih artinya kaya).

Saat itu ayahanda meskipun seorang pegawai negeri sipil di lingkungan Pemda Indramayu namun memiliki banyak sumber penghasilan, diantaranya beliau memiliki perusahaan berbentuk CV. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor bangunan. Ayah juga memiliki ijin resmi usaha eksplorasi pasir.
Di luar itu, ayahanda juga memiliki banyak becak di Jakarta, becak tersebut dipercayakan pengelolaannya kepada saudaranya yang tinggal di Jakarta. Sementara di rumah, ayahanda memiliki sebuah angkutan kota jurusan Indramayu – Patrol. Ayah juga memiliki peternakan ayam kampung juga bebek alabio. Tidak berhenti disitu, ayah juga memiliki usaha pembudidayaan jamur merang.

Cobaan Allah kepada keluarga sayapun tiba, ayahanda sakit komplikasi, seluruh usaha yang didelegasikan kepada saudara-saudaranya tidak berjalan baik, rupanya cerita sinetron tentang orang culas yang telah diberi kepercayaan, terjadi di keluarga saya. Seluruh usaha ayahanda yang didelegasikan kepada saudara-saudaranya habis entah kemana. Bahkan untuk mengobati sakit ayahanda pun, ibunda harus rela menjual seluruh harta benda yang dimiliki. Maklum seluruh aset usaha ayahanda dibawa kabur entah oleh siapa.
Dalam kondisi demikian Ibunda menjadi orang kebanggaan ayahanda. Ibunda menjadi pendamping hidup ayahanda hingga ajal ayah menjemput. Ayahanda meninggal dalam pangkuan Ibunda manakala berobat di Cirebon.

Konon pada saat saya berusia balita, menurut penuturan ibunda tercinta, kami sekeluarga kedatangan seorang tamu berperawakan tinggi besar, dengan wajah mirip orang Arab. Beliau mengaku sebagai kawan dekat kakek saya, KH Sirad. Menurutnya beliau teman baik kakek ketika berada di Arab. Beliau datang untuk bersilaturahmi dengan kakek, namun sayang saat itu kakek saya sudah wafat. Ketika melihat saya dan menanyakan nama saya, beliau menyarankan kepada kami sekeluarga untuk mengganti nama saya dengan Achmad Fidaus. Sejak itu pula saya berganti nama menjadi Achmad Firdaus.

Momen penting di Bulan Muharam lainnya adalah ketika saya memutuskan untuk bergabung dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga. Hal itu terjadi pada tahun 1426 H. Saat itu saya diamanahi untuk menjadi Manager Pengembangan SDM PT. Asuransi Takaful Keluarga. Alhamdulillah Bulan Muharam telah memberi berkah kepada saya untuk hijrah dari satu institusi yang belum jelas kepada institusi yang berlandaskan syariah islam.

Tahun ini, terhitung mulai tanggal 1 Februari 2008 atau bertepatan dengan 23 Muharam 1429 H saya diamanahi oleh Manajemen PT. Asuransi Takaful Keluarga untuk bergelut di bidang marketing. Saya diminta oleh Manajemen untuk mutasi ke Strategic Alliance. Alhamdulillah semoga keberkahan Bulan Muharam tahun 1429 H ini akan memberi keberkahan bagi saya, keluarga maupun perusahaan. Insya Allah.

Tuesday, January 8, 2008

RAPAT KERJA PENGURUS DAN PENGAWAS KOPERASI KARYAWAN TAKAFUL INDONESIA Tahun 2007.


Pada tanggal 14, 15 dan 16 Desember 2007 bertempat di Wisma Inkarla CIPANAS Cianjur, diadakan rapat kerja Pengurus dan Pengawas Koperasi Karyawan Group Takaful Indonesia. Acara ini disamping membahas evaluasi kinerja KopKar Takaful selama tahun 2007 juga membahas rencana kerja di tahun 2008.
Alhamdulillah secara pribadi, saya merasa berbahagia karena di sela-sela kesibukan yang saya miliki, saya masih bisa memberikan sumbangan pemikiran dan usaha untuk mengembangkan koperasi teman-teman di kantor. Semoga Allah selalu menjaga niat di hati ini, niat untuk membelanjakan waktu dan pemikiran sebagai ladang amal, sebagai bekal amal jariyah saya di hari nanti, amin.

Sebagai orang yang diamanahi untuk menjabat Ketua Bidang Usaha pada kepengurusan KopKar Takaful Indonesia periode 2007-2009. Setidaknya telah terbentuk beberapa pengembangan unit usaha baru selama masa bhakti saya yaitu Unit Usaha Percetakan, melalui unit usaha ini KopKar dapat menjadi mitra Group Takaful Indonesia dalam pengadaan barang cetakan. KopKar saat ini telah memiliki 2 vendor percetakan yang besar, keduanya Alhamdulillah telah menjadi mitra bisnis KopKar yang memiliki 3 nilai utama yaitu Low Cost, High Quality, Quick Deliver. Kami menyebutnya dengan unsur QCD, yaitu Quality – Cost – Delivery.

Unit usaha lainnya adalah pembentukan lembaga resmi penyedia jasa tenaga kerja atau biasa dikenal sebagai lembaga alih daya atau outsorcing. Unit bisnis ini merupakan pengembangan usaha yang telah dilakaukan oleh pengurus KopKar sebelumnya berupa unit bisnis penyedia jasa kebersihan (Cleaning Service). Melalui pengembangan unit bisnis ini, KopKar telah sah menjadi suatu lembaga resmi penyedia tenaga kerja yang dibuktikan dengan adanya surat ijin resmi dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, Alhamdulillah. kedepannya pengurus KopKar memiliki visi untuk mengembangkan unit bisnis ini menjadi satu lembaga yang independen dan mandiri dengan bendera Takaful Outsor, Insya Allah.

Unit usaha lainnya adalah menjadi agen pemasaran (TAA) produk-produk Group Takaful Indonesia (GTI). KopKar telah menandatangi MOU dengan pihak GTI dimana dalam MOU tsb KopKar resmi menjadi mitra GTI dalam rangka penetrasi market GTI melalui jaringan keagenan yang dimiliki oleh KopKar. Sebagai awal pengembangan TAA ini, KopKar telah dipercaya oleh GTI untuk memasarkan produk Ukhuwah.
Produk ukhuwah merupakan produk yang cukup liquid dimana dengan premi sebesar Rp 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) per tahun, ahli waris peserta akan mendapat manfaat sebesar Rp 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) apabila peserta meninggal bukan karena kecelakaan atau ahli waris peserta akan mendapat manfaat sebesar Rp 25.000.000,- (Dua Puluh Lima Juta Rupiah) apabila peserta meninggal karena kecelakaan. Sebagai salah satu bukti kepesertaan dalam produk ukhuwah, peserta akan mendapat sebuah kartu yang disebut Kartu Ukhuwah.

Produk ini sangat diminati oleh orang-orang yang berniat untuk infaq atau shadaqoh kepada orang lain. Dia membeli produk ini tetapi kepesertaannya di berikan kepada para dhuafa di sekitarnya. Ukhuwah juga banyak diminati oleh lembaga konsultan, lembaga training / pelatihan, event organizer ataupun lembaga pendidikan seperti kursus ataupun sekolah yang ingin memberikan value yang berlebih kepada para nasabah / customer atau siswanya. Mereka mengatakan bahwa dengan menambahkan biaya premi sebesar lima puluh ribu rupiah pada biaya pelatihan / kursus ataupun biaya spp, customer tetap merasa senang. Angka lima puluh ribu tidak seberapa dibandingkan value yang ditawarkan oleh Produk Ukhuwah kepada para peserta atau customernya.

Nah bagi anda semua yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan silahkan bergabung dengan KopKar Takaful sebagai agen pemasaran produk ukhuwah ini. Hubungi saya di 021 980 34 325 atau email achmadf_hrd@takaful.com , bisa juga menghubungi manager KopKar Takaful Indonesia, Bapak Nurul Ihsan dengan email address : nurul.ihsan@takaful.com . Adapun rincian untuk tiap kartu ukhuwah adalah:
Rp 33.500,- Premi Ukhuwah.
Rp 9.500,- Fee Agen.
Rp 3.500,- Biaya Pengelolaan KopKar.
Rp 1.000,- Kontest
Rp 2.500,- Infaq (agen bisa memberikan rekomendasi, kepada lembaga sosial mana infaq ini diberikan adapun default lembaga penerima dan penyalur infaq yang ditunjuk oleh GTI adalah Yayasan Amanah Takaful, YAT).

Untuk kerjasama dalam bentuk B2B (kerjasama antar perusahaan, yayasan atau lembaga) rincian penggunaan kartu ukhuwah berbeda dengan di atas.
Unit usaha lainnya yang dikembangkan adalah lembaga pelatihan, sebenarnya pada tahun 2007 KopKar telah mencanangkan program kerja penyelenggaraan pelatihan ataupun workshop ini, namun masih terkendala dengan waktu dan tenaga. Insya Allah pada tahun 2008 pengurus KopKar Takaful Indonesia telah bertekad untuk mengembagkan usaha di bidang pelatihan ini.

Kepututsan lain yang sangat penting dari Rapat Kerja Pengurus dan Pengawas Koperasi Karyawan Takaful Indonesia ini adalah dengan mengubah sistem pencatatan akuntasi dari sistem accrual basis, menjadi sistem cash basis.

Seluruh hasil Raker KopKar Takaful akan disampaikan pada rapat anggota tahunan (RAT) tahun 2008 yang insya Allah diagendakan pada Bulan Februari 2008 yang akan datang.

Rapat Kerja Pengurus dan Pengawas Koperasi Karyawan Takaful Indonesia akhirnya ditutup pada Hari Minggu 16 Desember 2007.

Pengurus Koperasi Karyawan Takaful Indonesia 2007-2009
Ketua : M. Hafiluddin
Sekertaris : Ari Julmanan.
Bendahara : Noor Rochmat Suhud.
Ketua I (Usaha) : Achmad Firdaus
Ketua II (Organisasi) : Setyo Utomo

Pengawas Koperasi Karyawan Takaful Indonesia 2007 -2009
Ketua : Budi Prayogo
Anggota : Junaidi, Samsul Bahri

MANAGER : NURUL IHSAN


Friday, January 4, 2008

Mengisi Seminar Pembentukan Karakter Lulusan Fakultas Psikologi


Pada tanggal 12 Desember 2007 yang lalu bertempat di Aula UHAMKA Jln. Limau II Jakarta Selatan diadakan panel seminar pembentukan Karakter Lulusan Fakultas Psikologi UHAMKA. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka meminta saya untuk berbagi pengalaman dalam pembentukan karakter karyawan di PT. Asuransi Takaful Keluarga. Kegiatan tersebut merupakan panel seminar setengah hari.
Pembicara lainnya yang hadir dalam seminar ini adalah : Dra. Ratna Djuwita Dipl. Psych. Psi Manager SDM Fakultas Psikologi UI dan Andang Lukitomo Psi. Manager HR & Administration PT. Argha Karya Prima Industry. Sementara Keynote speaker pada panel seminar ini adalah Bpk. Prof. Dr. Malik Fajar.

Menurut informasi yang saya peroleh dari panitia, acara ini merupakan acara rutin tahunan bagi ke enam Fakultas Psikologi yang ada di UHAMKA di seluruh Indonesia.
Seminar ini akan menjadi input bagi panitia dalam rangka merumuskan kurikulum bagi pembentukan karakter lulusan Fakultas Psikologi UHAMKA.

Pada kesempatan seminar ini, saya memaparkan langkah-langkah stretegis yang telah dilakukan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam rangka membentuk karakter karyawannya.
Langkah stategis yang telah dilakukan merupakan 3 langkah kepemimpinan untuk membentuk karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga menjadi Insan Takaful.
Ke-tiga langkah tsb mencakup kegiatan Recruitment, Pembinaan dan Pengembangan.
Insan Takaful sebagaimana telah dirumuskan dan ditetapkan oleh DPS (Dewan Pengawas syariah) dalam satu bentuk Surat Keputusan adalah insan yang memiliki cirri khas dalam segi : AKHLAK, SKILL ALQURAN, PELAKSANAAN SHALAT dan KEGIATAN MUAMALAH,
Lebih lengkap tentang kepribadian Insan Takaful bisa dilihat di
http://www.takaful.com.


Popular Posts