Sunday, August 1, 2010

Merencanakan Pendidikan Berbasis Siklus PDCA


Siklus PDCA adalah dasar dari penerapan Total Quality Management (TQM). Siklus ini terdiri dari langkah Plan – Do – Check – Action. Artinya satu siklus pekerjaan haruslah diawali dengan membuat perencanaan, melaksanakan pekerjaan, mengevaluasi pekerjaan dan pengambilan tindakan (counter measure) berupa follow up atas temuan hasil kegiatan evaluasi dan merencanakan prioritas tindakan selanjutnya. Siklus PDCA pertama kali dipopulerkan oleh seorang Amerika bernama Edward Deming.
Konon ketika Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Bangsa Amerika pada saat Perang Dunia II, perekonomian Bangsa Jepang hancur lebur. Bangsa Jepang hendak membangun kembali kekuatan ekonominya. Bangsa Jepang saat itu berkomitmen untuk satu tindakan bersama yaitu meningkatkan mutu di segala bidang kehidupan terutama bidang industri. Pada saat yang bersamaan Edward Demingpun mengeluarkan ide siklus PDCA. Ide Deming pada saat itu kurang ‘laku’ di masyarakat Amerika. Ide siklus PDCA selanjutnya diadopsi oleh Bangsa Jepang untuk membangun kembali peradabannya. Luar biasa dalam beberapa tahun kemudian Bangsa Jepang bangkit dari keterpurukannya. Hanya berselang beberapa tahun,ekonomi Jepang bangkit. Hasil industri Bangsa Jepangpun mulai merajai dunia. Beberapa puluh tahun sejak Bangsa Jepang berhasil menerapkan siklus PDCA ini, Bangsa Amerika mulai sadar bahwa siklus PDCA yang diawal kelahirannya tidak mereka pedulikan, ternyata telah menjadi senjata ampuh bagi Bangsa Jepang untuk membangun ekonominya. Akhirnya, mereka pun mulai mengadopsi siklus PDCA ini.

Bangsa Jepang membudayakan sinergi antara siklus PDCA dan filosofi kaizen (perbaikan kecil dan berkesinambungan) dengan disiplin tinggi. Setelah satu perbaikan dikerjakan langsung disusul dengan usulan perbaikan lainnya. Dengan menyelesaikan satu siklus PDCA maka satu masalah dapat terpecahkan. Dan ketika satu masalah telah terselesaikan maka mereka bersiap untuk menyelesaikan masalah lainnya.
Budaya kerja yang demikian sebenarnya sejalan dengan syariah islam dalam QS 94:7,
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
Sangatlah menarik bila kita kaji lebih dalam mengenai budaya Bangsa Jepang ini. Banyak sekali budaya keja Bangsa Jepang yang sejalan dengan syariah islam seperti:
1. Bangsa Jepang menganut paham: beripikir dengan beberapa kepala akan menghasilkan output kerja yang lebih baik dibandingkan berpikir dengan satu kepala. Prinsip ini sesuai dengan amalan ajaran islam tentang amal jamai. Bahwa melakukan sesuatu dengan berjamaah adalah lebih baik dibandingkan sendiri-sendiri.
2. Bangsa Jepang sangat berorienstasi pada proses bukan pada hasil. Hal ini sejalan dengan prinsip islam. Bahwa manusia hanya mampu berusaha, tentang hasil Allah jua yang menentukan.
3. Bangsa Jepang sangat memegang budaya disiplin, ini sejalan dengan syariah islam yang sangat menekankan kedisiplinan.
4. Bangsa Jepang sangat mencintai keteraturan dan kebersihan yang diimplementasikan dalam budaya seiri seiton seisho seiketsu dan sitsuke (5S), hal ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad SAW.

Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi)
5. Bangsa Jepang sangat memelihara budaya houkoku renraku soudan (HORENSO) yang mencerminkan budaya komunikasi efektip dalam menyelesaikan masalah. Hal ini sejalan dengan budaya musyawarah di dalam ajaran islam (QS 42: 38).
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

Siklus PDCA berdasarkan pengalaman, sangat efektip bila diterapkan di segala sisi kehidupan, tidak terkecuali dalam merencanakan pendidikan.
Berikut dijelaskan masing-masing langkah dari siklus PDCA bila diaplikasikan pada perencanaan pendidikan.
Plan
Buatlah perencanaan pendidikan (jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang). Empat langkah yang harus dilakukan pada perencanaan ini yaitu: Tetapkan Goal, Identifikasi Masalah, Tentukan Alternatip Tindakan dan Berdoa.
1. Tetapkan Goal
Goal adalah sasaran yang ingin dituju. Orang yang tidak memiliki goal / tujuan akan membuat bingung dirinya sendiri. Dia tidak tahu kemana arah tujuan hidupnya. Oleh karenanya untuk dapat memperolah pendidikan yang baik, kita harus memiliki goal. Tanpa goal yang jelas, kita tidak dapat memperoleh pendidikan yang baik.
2. Mengidentifikasi Permasalahan.
Mengidentifikasi masalah berarti proses mencari tahu tentang masalah yang sedang dihadapi. Setiap orang di dunia pasti punya masalah. Apakah itu orang kaya, orang miskin, tua, muda, laki-laki perempuan, di kota ataupun di desa. Mengapa masalah bisa terjadi?.
Masalah terjadi karena sifat manusia yang selalu tidak puas dengan kondisi yang diterimanya. Setelah keinginan satu sudah terpenuhi maka dia berharap dapat memenuhi keinginannya yang lain. Setelah memiliki motor kemudian berpikir ingin punya mobil. Setelah keinginan memiliki mobil terpenuhi, muncul keinginan lain yaitu ingin memiliki rumah baru dstnya.
Jadi sebenarnya masalah itu apa? Masalah atau problem adalah selisih atau perbedaan antara yang diharapkan terhadap kondisi saat ini.
Mengidentifikasi masalah merupakan salah satu tahapan yang sangat krusial dalam perencanaan pendidikan. Bila kita salah dalam mengidentifikasi masalah maka akan terjadi bias dalam menentukan tindakan perbaikan. Akibatnya, tindakan yang diambilpun menjadi tidak efektip.
Berhati-hatilah dalam mengidentifikasi masalah ini. Masalah dan goal harus dibedakan dengan jelas. Jangan dicampuradukan antara keduanya.
Sebagai contoh seorang ayah telah menentukan goal bahwa anaknya harus kuliah di Universitas Madinah. Masalah kemudian muncul. Dia tidak memiliki biaya yang cukup untuk kuliah anaknya tersebut. Goal tersebut selanjutnya dipelihara. Langkah selanjutnya yang diambil oleh sang ayah adalah mencari jalan keluar berkaitan dengan biaya. Diapun mempersiapkan segala sesuatunya dengan menabung atau mengikuti program asuransi syariah pendidikan. Sementara sang anak tetap fokus belajar, karena dengan belajar yang baik dia akan mendapatkan prestasi. Dengan demikian harapan untuk mendapatkan beasiswa terbuka lebar.
Bila saja sang ayah fokus pada masalah yaitu keterbatasan dana maka bisa jadi dia mengundurkan niat menyekolahkan anaknya di Universitas Madinah. Si anakpun tingkat belajarnya menjadi biasa-biasa saja.
Jadi!, fokuslah pada goal jangan fokus pada masalah. Dan ingat kata-kata bijak:
“Masalah adalah untuk dihadapi dan dipecahkan, bukan untuk dihindari!”.
“Cara yang terbaik untuk keluar dari masalah adalah dengan memecahkannya bukan melarikan diri dari padanya”
3. Buatlah Alternatip Tindakan.
Setelah goal dibuat dan masalah teridentifikasi maka langkah selanjutnya adalah mengajukan beberapa alternatip kegiatan yang berkaitan dengan tindakan untuk mencapai target dengan cara menghadapi atau menyelesaikan masalah.
Kalau memungkinkan buatlah contingency plan. Bila rencana A gagal maka kita lakukan rencana B, bila rencana B tidak bisa maka siapkan alternatip rencana lainnya. Demikian seterusnya. Setiap dari kita harus memiliki goal dalam mengelola lembaga pendidikan islam. Karena ada goal maka munculah masalah, untuk itu diperlukan alternatip-alternatip tindakan perbaikan.
4. Doa
Setelah usulan kegiatan dilakukan, janganlah lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Yakinlah bahwa apapun target yang telah ditentukan dan sebesar apapun masalah yang dihadapi bila kita berdoa maka Allah SWT akan mengabulkan doa kita.
Dalam salah satu Hadits Qudsi, Allah SWT mengatakan:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Nabi SAW. Bersabda: “Allah Ta’ala berfirman:”Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasat maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil. (HR Bukhari).
Dalam berdoa, sudah seharusnya kita berprasangka baik kepada Allah SWT. Allah SWT akan selalu mengingat kita bila kita mengingat Allah SWT. Allah SWT akan mendekati kita bila kita dekat dengan Allah SWT.
Allah SWT pasti akan mengabulkan seluruh doa yang kita panjatkan. Namun demikian oleh karena Allah SWT lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita, maka ketika kita mendapatkan sesuatu yang menurut pandangan kita kurang mengenakan, janganlah memutuskan bahwa Allah SWT tidak menyayangi kita. Allah SWT tetap akan mengabulkan doa kita namun kita sendiri terkadang tidak memahami kapan saatnya doa tersebut terkabulkan.
Mari kita introspeksi diri kita. Kita perhatikan hal-hal yg menurut kita kecil namun sangat besar artinya di sisi Allah SWT. Allah SWT Maha Pemberi Rizki. Namun coba perhatikan kelakuan kita. Ketika Yang Maha Pemberi Rizki memanggil kita lewat azan sudahkah kita memenuhi panggilan itu secepatnya?
Bandingkan bila kita menerima telepon di HP kita. Saya yakin kebanyakan dari kita begitu responsip pada bunyi nada dering yang berbunyi di HP kita.
DO
Lakukan alternatip kegiatan yang sudah dibuat. Jangan berpaling dari yang sudah direncanakan. Tetaplah fokus pada goal. Sabarlah dalam berusaha dan tawakallah kepada Allah atas apa yang nanti terjadi. Jangan lupa picingkan mata terhadap problem yang timbul.
1. Fokus.
Fokus pada goal dan jangan fokus pada problem yang timbul. Ada atau tidak ada goal, melakukan atau tidak melakukan goal, problem hidup pasti ada. Ingatlah bahwa cara terbaik untuk terhindar dari problem adalah dengan memecahkan problem itu sendiri.
2. Sabar
Rintangan selalu ada dalam kehidupan. Ketahanan kita untuk menyikapi rintangan akan sangat menentukan tingkat kesabaran kita.
Berdoa untuk selalu diberi kesabaran harus dibuktikan dengan ujian. Sabar bukan berarti menerima kondisi. Bersabar berarti berusaha dengan keras. Jatuh dan mengalami gores dan luka itu adalah biasa. Janganlah cengeng terhadap kondisi yang diterima. Jangan terlalu banyak mengeluh. Ingatlah bila kita keras kepada diri sendiri maka dunia akan lemah kepada kita. Apa-apa yang kita usahakan akan dengan mudah kita peroleh. Apabila kita lemah kepada diri sendiri maka dunia akan keras kepada kita. Apa-apa yang kita perlukan akan susah didapatkan. Harus diingat bahwa sabar harus dibarengi dengan rasa syukur.
Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan. (HR. Tirmidzi)
3. Tawakal.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya QS 3: 159..

Bertawakal berarti berserah diri kepada Allah SWT atas apa yang akan terjadi. Dengan bertawakal kita akan dapat meyakini bahwa apapun yang telah kita rencanakan, tetap Allah SWt adalah sebaik-baiknya pembuat perencanaan. Dimensi yang dikembangkan pada tawakal ini adalah kita harus berusaha semaksimal kemampuan kita tetapi apapun hasilnya kita pasrahkan kepada Allah SWT. Sesungguhnya yang demikian itu karena kita meyakini bahwa sepintar apapun kita. Sekuat apapun kita. Sebagus apapun rencana kita tetapi bila Allah SWT berkehendak lain maka apapun bisa terjadi.
CHECK
Berarti melakukan pengecekan atau pengevaluasian terhadap tindakan yang sudah dilakukan. Kita harus melakukan cek atau evaluasi agar apa yang telah dilakukan dapat dibandingkan dengan perencanaan.
Sering-seringlah melakukan muhasabah (mengevaluasi diri) sehabis melaksanakan shalat fardu, menjelang tidur ataupun bangun di keheningan malam sembari shalat tahajud atau waktu-waktu lainnya. Memperbanyak ibadah-ibadah sunah disamping yang wajib adalah hal yang terbaik dalam melakukan evaluasi.

ACTION
Action berarti mengambil tindakan lanjutan setelah proses evaluasi dilakukan. Sikap kita dalam pengambilan tindakan lanjutan ini adalah dengan hati yang ikhlas.
Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan, hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa illaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)" (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii').

Ada 3 kondisi yang harus kita sikapi berkaitan dengan hasil evaluasi yaitu bila diberi kenikmatan maka kita harus bertahmid atau memuji Allah SWT. Implementasikan rasa syukur dengan amalan sholeh berupa menunaikan zakat – infaq – shadaqoh atas harta tersebut, segeralah berhaji, tunaikan wakaf, prioritaskan berqurban. Jangan lupakan investasi dan sisihkan sebagian rizki untuk keperluan yang bersifat mendadak (emergency fund) dsbnya.
Bila apa yang diharapkan belum terlaksana maka kita harus beristighfar. Perbanyaklah doa dan janganlah mengeluh. Ingatlah bahwa Allah SWT pasti mengabulkan doa, hanya kapan dan seberapa besar doa tersebut dikabulkan, hanyalah Allah SWT yang tahu.
Dalam hadits lain dikatakan:

Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Zar dan Al Hakim)

Namun bila kita mendapatkan musibah maka kita harus mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim.". Ikhlaskan hati, bersabarlah atas musibah yang menimpa. Tidaklah dikatakan seseorang itu beriman kecuali setelah diuji oleh Allah SWT. Dan Allah SWT Maha Mengetahui yang terbaik bagi hambanya.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan usulan rencana berikutnya. Langkah ini merupakan penghubung antara goal yang satu dengan goal yang lain. Ingatlah QS 94: 7
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Wa allahu ‘alam bishowab

No comments:

Popular Posts