Saturday, May 19, 2007

Mengajarkan Sifat Optimisme kepada Anak-anak.



Pertengahan Bulan Maret 2007 yang lalu, saya sempat mengantar AA Fatih (anak pertama) mengikuti ujian saringan masuk SMPIT Boarding School Al Multazam di Desa Manis Kidul Kuningan Jawa Barat.
Pondok pesantren Al Multazam adalah satu atap dengan yayasan Khusnul Khotimah.

Beberapa hari sebelum kami berangkat, AA Fatih sempet bicara dengan saya.
”Pak, Bu Endang nanyain AA Fatih, disamping daftar ke SMPIT Al Multazam, AA Fatih daftar di SMP lainnya enggak buat cadangan?”.
Sedikit terkejut, saya mendapat pertanyaan dari AA Fatih.
Yah,......betapa tidak, Bu Endang yang AA Fatih sebut adalah wali kelas AA Fatih Di SDIT Al Qolam Depok. Saya pikir ada sesuatu yang salah pada pertanyaan tersebut.

”Mengapa harus pake cadangan?”, saya balik nanya ke AA Fatih.
” Kata Bu Endang, buat jaga-jaga bila tidak diterima di SMPIT Al Multazam”, AA Fatih menimpali.
”Untuk belajar, enggak boleh ada istilah cadangan, yang penting AA Fatih harus fokus pada test masuk Al Multazam”, saya timpali.
”AA Fatih harus tetap optimis dan percaya diri, tidak boleh pesimis, Bapak tidak akan ngasih cadangan sekolah”.
”Oh.....AA selalu yakin dong Pak dengan yang AA kerjakan”, kata AA Fatih dengan penuh semangat.
Mendengar jawaban tersebut, saya melihat suatu sifat yang besar dari AA Fatih yaitu sifat percaya diri.

Ujian saringan masuk pun berlangsung selama dua hari di Pondok Pesantren Al Multazam. Alhamdulillah AA Fatih lulus dalam seleksi tersebut. Insya Allah Bulan Juli 2007 yang akan datang, AA Fatih mulai mondok di Pondok Pesantren Al Multazam.

Optimisme dan kepercayaan pada diri sendiri selalu saya tanamkan kepada anak-anak saya. Untuk keperluan itu, saya bersama istri telah menyepakati untuk merancang kegiatan pendidikan bagi anak-anak yaitu:
Anak-anak harus mendapatkan sekolah TK yang jaraknya tidak boleh dekat dengan rumah. Untuk ke sekolah TK, anak-anak harus dibiasakan naik angkot atau ojek. Jadi kami tidak akan memilih TK yang ada di sekitar rumah. Dalam artian ke sekolah TK tidak boleh jalan kaki. Pembelajaran dari kegiatan ini adalah anak-anak harus dibiasakan bahwa sekolah bukan sekedar iseng saja.

Jenjang SD harus menempuh SDIT. Tentang SDIT yang mana yang harus diikuti terserah kepada anak-anak saja.
Untuk tingkat SLTP, anak-anak harus mondok ke pesantren. Tujuan yang ingin dicapai dari program SDIT dan SMPIT boarding school adalah agar bekal agama yang diterima oleh anak-anak lebih lengkap dan baik. Disamping itu untuk menumbuhkan sifat ’strugle’ dan mandiri.
Untuk level SLTA, anak-anak harus tinggal kembali bersama keluarga. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar keluarga dapat ikut mengawasi usia remaja anak-anak sambil mempersiapkan mental sebelum kuliah.
Jenjang kuliah harus di luar negeri, tidak boleh di dalam negeri. Maaf statement ini bukan berarti mengecilkan kualitas pendidikan perguruan tinggi di dalam negeri.

Untuk keperluan di atas anak-anak harus disiapkan 3 pendidikan dasar yaitu agama, bahasa (terutama Bahasa Inggris dan Bahasa Arab) dan berhitung.
Untuk pelajaran bahasa, kamipun tidak segan-segan untuk mengajarkan anak-anak kami berbahasa Indramayu, sebagai bahasa ibu yang kedua. Kami yakin kemampuan penguasaan berbahasa akan meningkatkan intelegensia anak-anak.

Dengan ke-tiga pendidikan dasar inilah, diharapkan bekal menuju manusia yang berbakti kepada agama dan orang tua, berguna bagi bangsa – negara dan masyarakat sekitar dapat terwujud

Semoga Allah meridhoi, Amin.


Wednesday, May 16, 2007

Pembelajaran yang baik dari anak-anak saya.


Suatu ketika istri saya memberikan Ade Aji, begitu kami menyebut putra ke-tiga kami, seperangkat mainan abjad dari A hingga Z berbentuk robot-robotan. Mainan tersebut dibeli oleh istri saya di Pasar Minggu seharga Rp 15.000,-.
Betapa senangnya hati Ade Aji menerima mainan tersebut. Kami bisa melihat dari reaksi tingkah laku Ade Aji setelah menerima mainan tersebut. Alhasil seharian penuh Ade Aji tenggelam dengan mainan barunya.

Selang tiga hari kemudian, kami dikejutkan oleh laporan Ade Aji bahwa mainan robot-robotannya telah hilang. Seisi rumah dibuat repot dengan pencarian mainan ini. Tapi aneh sepertinya mainan robot-robotan lenyap ditelan bumi. Bahkan karton pembungkus mainanpun tidak terlihat dimana tempatnya.
Seminggu setelah kejadian itu, akhirnya Aa Anggi, demikian kami menyebut anak kedua kami, mengaku bahwa mainan robot-robotan milik Ade Aje telah dijual olehnya bersama-sama dengan Aa Fatih, panggilan untuk anak pertama kami. Mainan robot-robotan dijual oleh mereka pada teman-temannya di sekolah.

Terkejut, kaget dan seluruh perasaaan lainnya berkecamuk, kami tidak menyangka pengakuan jujur keluar dari diri Aa Anggi. Kami mencoba menyelami apa yang ada di pikiran Aa Anggi. Kami pun memanggil Aa Fatih meminta klarifikasi darinya. Aa Fatih mengiyakan apa yang dikatakan Aa Anggi. Kami menanyakan mengapa mereka melakukan hal itu. Dengan polos keduanya menjelaskan bahwa mainan robot-robotan yang dibeli dengan harga Rp 15.000,- sebenarnya bisa dijadikan sebagai modal untuk berdagang. Masing-masing huruf robot dapat dijual kepada teman-temannya dengan harga Rp 1.500,-sehingga total uang yang terkumpul berjumlah Rp 45.000,-.. Tertegun kami mendengar penjelasan keduanya.

Panjang lebar kami menjelaskan bahwa pada hakekatnya apa yang mereka lakukan itu adalah baik tetapi tidak benar. Berpikir baik karena mereka telah berpikir kreatip. Mereka telah memikirkan yang belum terpikirkan oleh kami sebagai orang tua. Namun bertindak dengan cara yang tidak benar karena telah menjual barang yang bukan hak mereka. Merekapun memahami apa yang kami nasehatkan.

Selanjutnya untuk menumbuhkembangkan berpikir kreatip, kami menawarkan kepada mereka sedikit modal agar apa yang mereka pikirkan dan inginkan dapat dilakukan secara nyata.
Kami sisihkan uang sejumlah Rp 350.000,- untuk modal awal. Istri saya pun berbelanja berbagai jenis mainan anak-anak. Seluruh mainan dipajang di warung depan rumah. Sebagian lainnya dibawa oleh Aa Fatih dan Aa Anggi untuk dijual di sekolah.
Warung di depan rumah, hanya dibuka selepas Aa Fatih dan Aa Anggi pulang dari sekolah yaitu jam 16.00 – 18.00. Warung juga dibuka manakala mereka libur sekolah yaitu Hari Sabtu dan Hari Minggu. Kami tidak melarang aktifitas Aa Fatih dan Aa Anggi untuk berjualan. Kami berpikir inilah saatnya kami mengajarkan The Real Life kepada mereka. Bahwa kehidupan itu harus dikelola dengan baik.

Tidak disangka perkembangan warung demikian pesat. Dengan strategi harga lebih rendah dibandingkan di tempat lain, aset warung terus bertambah. Suatu saat kami menghitung total asset menjadi Rp 1.500.000,-.
Warung mainan anak-anak ini selanjutnya kami beri nama Rabithah Toys.

Perkembangan selanjutnya memberikan pelajaran yang lain kepada kami. Secara kebetulan seringkali Aa Fatih dan Aa Anggi mendapat tugas dari sekolah. Tugas tersebut banyak membutuhkan bahan material , kamipun melengkapi warung dengan bahan prakarya dan alat tulis. Perkembangan warung mainan anak-anak sangat posisitp. Warung yang awalnya sekedar menyalurkan aspirasi dan kreatifitas Aa Fatih dan Aa Anggi, selanjutnya kami gunakan sebagai sumber penghasilan harian.

Itulah sepenggal cerita yang melatar belakangi ide penulisan buku saya yang berjudul CARA MUDAH MENJADI KARYAWAN MULTI INCOME”. Semoga pembaca buku mendapatkan hikmah yang baik dari cerita di atas.


Menjadi Dosen Tamu di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.


Wah, satu karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada saya ketika saya diberikan kesempatan oleh Bp. Bambang Wiharto Ph.D Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk menjadi dosen tamu bagi mahasiswa semester 5 – 6 FE UI Depok.

Saat itu saya diminta untuk berbagi pengalaman dalam hal Human Resources Based ISO 9001: 2000.
Kuliah umum ini diselenggarakan di Student Center FE UI Depok. Perkiraan saya mahasiswa yang hadir saat itu sekitar 120 orang.
Seneng juga rasanya bisa hadir di tengah mahasiswa FE UI. Apalagi mengingat Bp. Bambang adalah dosen saya ketika studi di Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen FE UI.

Materi yang saya bawakan adalah seputar pengelolaan Human Resources dalam kerangka implementasi ISO 9001: 2000.
Ada 3 hal yang sangat penting dalam menerapkan sistem Human Resources berbasis ISO 9001: 2000 yaitu Kompetensi, Awareness dan Training.
Paparan yang saya berikan dimulai dari reposisi human resources di ISO 9000: 1994 ke versi ISO 9001: 2000.
Selanjutnya dipaparkan detail implementasi human resources berbasis ISO 9001: 2000.

Diskusi berlangsung hangat. Seperti biasa ketika saya memberikan workshop ataupun seminar, kepada para peserta saya selalu memberikan kado kenang-kenangan buku CARA MUDAH MENJADI KARYAWAN MULTI INCOME.
Mudah-mudahan Allah mencatat proses pengajaran ini sebagai amal shodaqoh ilmu yang saya miliki, amin.


Monday, May 7, 2007

Building the Learning Organization


Belum sempet.....Sibuk............., Akh alasan saja....tapi yah seperti itulah. Saya baru sempet up load kegiatan saya bulan lalu di minnggu ini. Semoga tidak basi.

Pada tanggal 25 dan 26 April 2007 yang lalu saya sempat mengikuti workshop yang bertema Buliding the Learning Organization. Acara ini diselenggarakan oleh PANGLIMA Organizer bertempat di Hotel Four Season s Kuningan Jakarta. Yang bertindak sebagai nara sumber workshop adalah Prof. Michael J. Marquardt. Dia adalah Direktur GW’s Overseas HRD Program in Asia. Prof. Mike telah memberikan pelatihan kepada 15.000 manager di 85 negara. Dia juga seorang penulis buku terkenal. Beberapa bukunya bahkan telah menjadi best seller dunia. Diantara buku-bukunya tersebut adalah Building the Learning Organization yang pada tahun 1996 telah mendapatkan penghargaan sebagai Book of the Years dari Academy for HRD.

Bertemu dengan Prof. Mike memang sangat menyenangkan. Gaya bicaranya menakjubkan. Responsif pada para peserta. Prof. Mike menawarkan ide model learning organization yang terdiri dari 4 unsur. Ke empat unsur yang harus ada dalam membangun learning organization adalah technology, knowledge, organizatin dan people.
Dari paparan model yang ditawarkan oleh Prof. Mike lalu saya coba menghubungkannya ke tempat kerja saya, saya berkesimpulan bahwa tempat kerja saya, masih cukup jauh untuk dikatakan sebagai learning organization. Dengan menggunakan skala 200 ponit yang ditawarkan oleh Prof. Mike, perusahaan tempat saya bekerja hanya memiliki nilai 69 point. Yach…tampaknya saya harus bekerja lebih keras lagi.

Oh ya…. bertemu dengan Prof. Mike membuat saya lebih fokus lagi mewujudkan mimpi saya untuk menjadi seorang penulis buku best seller. Buku yang dapat bermanfaat bagi sesama. Buku yang dapat menjadi pemberat timbangan kebaikan saya di hari pembalasan kelak. Amin. Semoga Allah mengabulkan niat saya.

Achmad Firdaus, a MULTI INCOMer.
Pembelajar

Sunday, May 6, 2007

Pelaksanaan Kegiatan Seminar Sehari Manajemen Keuangan Keluarga Menyambut Hari Buruh 2007 MAY Day DPP FSPMI


Alhamdulillah kegiatan seminar sehari manajemen keuangan keluarga yang diselenggarakan oleh Direktorat Perempuan Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPP SPMI) berlangsung dengan baik.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut Hari Buruh Internasional tanggal 1 Mei 2007 yang lebih dikenal dengan istilah MAY Day.

Sungguh di luar dugaan saya, jumlah peserta yang hadir pada kegiatan tersebut mendekati angka 100 orang. Acara bertempat di DPP FSPMI Jln. Raya Pondok Gede Jakarta Timur. Menurut panitia penyelenggara, sebenarnya di dalam undangan sudah tertulis bahwa kegiatan akan dilaksanakan pada jam 9.00 WIB namun seluruh tempat duduk telah terisi oleh para peserta sejak jam 8.00 pagi. Luar Biasa antusiasme pekerja perempuan. Sebagaimana disampaikan oleh Bpk. Iqbal ME selaku presiden FSPMI bahwa baru kali ini, DPP FSPMI melaksanakan kegiatan dimana para undangan bisa hadir jauh sebelum waktu yang diagendakan.

Subhanallah luar biasa sekali sambutan dari para peserta. Pada saat membuka acara Bpk. Iqbal ME mengatakan,”Nanti ketika saya turun dari mimbar ini maka Bp. Achmad Firdaus selaku nara sumber seminar akan menjadi orang yang paling ganteng di ruangan ini”. Akh,....... Bpk. Iqbal bisa saja, tentu saja saya akan menjadi yang paling ganteng di ruangan tsb oleh karena seluruh peserta yang hadir pada acara ini seluruhnya adalah pekerja perempuan.

Saya juga tidak menduga bahwa mereka berdatangan dari berbagai PUK di sekitar Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi). Mereka sangat antusias. Saya jadi teringat pada masa lalu saya ketika saya masih bekerja di PT. SANYO Jaya Components Indonesia (1993 – 2003). Apalagi beberapa dari mereka yang hadir adalah mantan anak buah saya di SANYO JCI.
Ya...... keberadaan saya di acara tersebut bagaikan cerita lama, ketika saya berusaha memotivati anak buah saya untuk bekerja lebih produktif lagi dibandingkan saat ini.
Pertanyaan menyangkut bagaimana saya bisa mengaplikasikan Karyawan Multi Income sementara untuk bekerja sebagai operator saja waktunya sudah penuh?.
Saya katakan kepada mereka ”Jangan bangga dengan kalimat SAYA SIBUK!, SAYA TIDAK PUNYA WAKTU! ataupun SAYA REPOT!”. Karena pada hakekatnya ketika dia berbicara seperti itu maka pada saat itu sebenarnya dia sedang berbicara kepada orang lain bahwa dia TIDAK BISA MENGATUR WAKTU bahwa DIA TIDAK BISA MEMANAJEMENI pekerjaannya.

Pertanyaan dari salah seorang peserta yaitu ”Apa kiatnya agar uang hasil investasi atau usaha tidak tercampur dengan uang belanja harian?”. Usaha telah dia lakukan dalam bentuk memisahkan anggaran tersebut dengan sistem amplop tetapi ternyata tidak efektip. Dia masih tetap menggunakan uang di amlop hasil usaha untuk keperluan harian.
Saya katakan kepada peserta, salah satu kiat saya dalam mengantisipasi hal ini adalah dengan menaruh uang pada rekening yang terpisah. Namun perlu diingat bahwa rekening bank tersebut jangan menggunakan ATM karena bila pake ATM maka akan dengan mudah dapat diambil kembali. Buat saya mengambil uang beberapa pulu ribu rupiah saja di kasir akan sangat menyulitkan. Dan kesulitan ini dapat mencegah saya untuk menggunakan dana investasi untuk keperluan harian.

Salah satu peserta mengatakan ” Saya punya cita-cita menjadi seorang pengusaha konveksi namun usaha itu terhenti di tengah jalan. Saya terkendala dengan pemasaran, saat ini 3 buah mesin jahit miliknya mengangur, apa yang harus saya lakukan agar cita-cita tersebut tidak putus di tengah jalan?”. Saya katakan kepadanya bahwa yang namanya cita-cita haruslah ditulis, jadi tidak hanya di akal pikiran kita saja. Setelah ditulis lalu ceritakan cita-cita tersebut kepada orang lain yang satu visi. Dari sanalah jalur perkembangan cita-cita dapat tersalurkan.
Kenapa harus ditulis?, agar kita selalu ingat kepada cita-cita tersebut. Kenapa harus diceritakan kepada orang lain yang satu visi, agar orang lain tahu bahwa kita punya cita-cita tersebut. Kenapa orang lain harus tahu cita-cita kita? Agar kita dapat bersinergi dengan orang tersebut. Menceritakan cita-cita kita kepada orang lainpun dapat men-triger kita untuk secepatnya merealisasikan cita-cita tersebut dalam bentuk usaha yang lebih keras.

Tidak terasa tepat jam 12.00 kumandang adzan Dhuhur berbunyi, akhirnya acarapun ditutup. Satu lagi pembelajaran buat saya dari pelaksanaan seminar ini. Semoga Allah mencatat kehadiran saya di tengah-tengah pekerja perempuan ini sebagai shodaqoh amal jariayah saya. Dan semoga amal jariyah ini dapat menjadi saksi dikemudian hari manakala Allah menghisab saya. Amin Ya Robbal Alamin.

DPP FSPMI, Jln. Raya Pondok Gede Jakarta Timur
5 Mei 2007.
Achmad Firdaus, a MULTI INCOMer.


Thursday, May 3, 2007

Seminar Sehari Manajemen Keuangan Keluarga


Dalam rangka menyambut hari buruh internasional yang jatuh pada tanggal 1 Mei lalu, Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPP FSPMI) melalui Direktorat Perempuan, mengadakan seminar sehari tentang Manajemen Keuangan Keluarga.

Acara akan diselenggarakan pada Hari Sabtu 5 Mei 2007 bertempat di Sekertariat DPP FSPMI Jln. Raya Pondok Gede No 11 Kramat Jati Jakarta Timur. Yang bertindak sebagai nara sumber adalah Bpk. Achmad Firdaus, a MULTI INCOMer, penulis buku Cara Mudah Menjadi Karyawan Multi Income.

Informasi lebih detail tentang kegiatan tersebut dapat diperoleh melalui Mbak Endang 0813 98 28 4446 atau sekertariat DPP FSPMI 8779 6916, 841 3954, 7021 5934. Email dpp@fspmi.org
BURUH BERINCOME DIREKTUR, SIAPA TAKU?.


Popular Posts