Saturday, December 13, 2008

Di Waktu Yang Sama di Tahun Yang Berbeda.





Desember kembali datang. Apa yang indah di Bulan Penutup ini?
Ketika Desember datang, ingatan kembali melayang pada kenangan yang tak terlupakan. 26 Nopember hingga 24 Desember 2001 ketika saya menjadi utusan Nikkeiren International Cooperation Center (NICC) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Saya bersama 5 orang utusan Indonesia dan utusan dari Vietnam, Filipina, Thailand dan RRC diberi kesempatan mengikuti workshop tentang Long Life Human Resources and IT Implementation in Business.
Banyak ilmu yang didapat dari workshop ini.

Masih teringat dengan jelas, tengah malam (jam 23.45 wib) 23 Nopember 2001, kami take off dari Soekarno Hatta. JAL (Japan Air Lines) pun meluncur menuju negeri matahari terbit. Saat itu adalah hari pertama Bulan Ramadhon. Sebenarnya menjelang keberangkatan, saya tidak diperkenankan oleh dokter spesialis THT untuk terbang dengan pesawat. Saya saat itu sedang sakit flu. Saat itu dokter THT menyatakan bahwa terdapat kelainan pada hidung saya. Hal ini menyebabkan kondisi dimana bila saya terkena flu maka akan menyebabkan cairan yang ada di hidung menutup saluran pernafasan.
Nah, kondisi ini akan mempersulit saya pada saat take off ataupun landing. Gendang telinga akan pecah, demikian suggestion dokter THT.

Tapi saya keukeh, hanya Allah yang dapat menenutkan takdir. Saya hanya yakin Allah lah menentukan. Sayapun memastikan terbang ke Negeri Jepang. Alhamdulillah semuanya lancar-lancar saja.

Tiba di Bandara Narita Tokyo jam 8.00 waktu Tokyo. Perbedaan waktu antara Tokyo dan Jakarta adalah 2 jam. Jadi sebenarnya pada saat saya tiba di Tokyo, Jakarta saat itu masih menunjukan pukul 6.00 wib.

Menjelang keluar dari Narita, ada pemeriksanaan passport dan visa. Satu persatu kami diperiksa, semuanya lancar-lancar saja. Tibalah giliran saya untuk diperiksa. Wanita petugas imigrasipun mulai bertanya:
“Are You Achmaddo?
“Yes Mam”, sahut saya.
“What is your business in Tokyo?”
“Mam, as you see in my sponsor, I will attend workshop”?
“oh ya????”, sambil belaga buka-buka sponsorship saya.
Pertanyaan-pertanyaan lainpun meluncur dari mulutnya.
Saya heran kenapa teman-teman rombongan saya tidak ditanya macem-macem tapi koq giliran saya pertanyaannya banyak banget, hamper 20 menit saya meladeni pertanyaan petugas. Akhirnya sayapun diperkenankan untuk keluar.
Wuih pengalaman pertama pergi ke negeri orang.
Ketika mengikuti workshop pun kami menjadi orang yang aneh bagi panitia maupun peserta lainnya. Kami tidak makan sepanjang siang. Kami semua menjelaskan kami sedang menjalankan kewajiban puasa dan baru boleh makan menjelang malam. Merekapun akhirnya memaklumi kami.

Tanggal 15 Desember kami sempat main ke Tokyo Tower. Saat itu waktu sudah menunjukan magrib. Kami memutuskan untuk shalat terlebih dahulu sebelum naik ke tower tertinggi yang berketinggian 250 M. Kami kesulitan mencari tempat shalat, akhirnya kami memutuskan untuk shalat magrib di lobby Tokyo Tower, Subhannallah, ketika kami selesai shalat kami baru menyadari bahwa saat itu kami sedang menjadi tontonan banyak orang di Tokyo Tower. Kami dikelilingi banyak orang, persis seperti orang yang sedang menonton tukang obat di pinggir jalan. Alhamdulillah saat itu kami menjadi orang yang aneh bagi orang di sekeling kami.
Menjelang naik ke Tower, saya sempat berpose di depan seorang ninja. He…..he saya ikut nampang di sebelahnya.

Workshop tentang HRM dan IT ini diadakan di 3 tempat berbeda yaitu Tokyo, Kyoto dan Chiba.
Tempat favourite kami menjelang berbuka adalah Sinjuku, Akihabara dan Ueno Park.
Di Kyoto kami sempat berkeliling daerah wisata, yah Kyoto adalah ibukota Jepang sebelum Tokyo oleh karenanya banyak sekali peninggalan bersejarah disana.
Di Kyoto saya pernah melihat sederet mobil baru dan masih terlihat kinclong. Mobil itu berderet deret panjang. Sayapun nyeletuk, loh koq di Jepang mau nyuci mobil saja antrinya rapih amat ya?
Pemandu training saya, Mr. Suzuki nyaut, “Itu mobil bukan mau dicuci, tapi mau dihancurkan untuk daur ulang”,
Nah Loh mobil masih gress koq sudah mau dihancurkan ya?

Banyak hal indah selama di Jepang. Menjelang pulang kembali ke Indonesia, saya sempat terkena hujan salju. Saat itu saya sedang berkeliling Sinjuku, saya yakin saja bahwa hujan salju tidak akan bermasalah buat saya.
Perkiraan saya meleset, kepala saya berat, pening, puyeng dsbnya. Saya segera kembali ke Hotel. Disana rasa sakit makin menjadi-jadi, selanjutnya apa yang terjadi. Saya merasakan ada sesuatu yang merambat di dalam hidung saya. Saya pegang hidung saya. Betapa kaget, darah segar meluncur deras dari hidung. Sekitar 2 sendok teh darah segar menetes di baju. Alhamdulillah setelah darah segar keluar, kepala jadi lebih ringan, pilek pun berhenti.

Ketika pulang, ternyata saya mengalami hal sama dengan kedatangan saya. Saya diberi berbagai pertanyaan oleh petugas imigrasi.
“Sir, Your visa is three month, are you sure you will go back to Indonesia?”
“ya, I have finished my workshop”,

Dalam perjalanan pulang saya kembali berpikir mengapa teman saya yang lain tidak mengalami seperti saya?
Di pesawat akhirnya saya mendapat kabar bahwa saat itu seluruh bandara internasional sedang gencar dan ketat terhadap orang-orang yang dicurigai. Maklum peritiwa 11 September 2001 hanya berjarak beberapa bulan yang lalu. Dan kebetulan saya adalah satu-satunya wakil dari Indoensia yang memiliki nama depan Achmad. Saya baru sadar ternyata nama Achmad mungkin menjadi nama yang patut diintroduce lebih dalam.
Alhamdulillah saya memiliki nama Achmad sehingga saya bisa berlama-lama di bandara Narita.

No comments:

Popular Posts