Sunday, May 6, 2007

Pelaksanaan Kegiatan Seminar Sehari Manajemen Keuangan Keluarga Menyambut Hari Buruh 2007 MAY Day DPP FSPMI


Alhamdulillah kegiatan seminar sehari manajemen keuangan keluarga yang diselenggarakan oleh Direktorat Perempuan Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPP SPMI) berlangsung dengan baik.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut Hari Buruh Internasional tanggal 1 Mei 2007 yang lebih dikenal dengan istilah MAY Day.

Sungguh di luar dugaan saya, jumlah peserta yang hadir pada kegiatan tersebut mendekati angka 100 orang. Acara bertempat di DPP FSPMI Jln. Raya Pondok Gede Jakarta Timur. Menurut panitia penyelenggara, sebenarnya di dalam undangan sudah tertulis bahwa kegiatan akan dilaksanakan pada jam 9.00 WIB namun seluruh tempat duduk telah terisi oleh para peserta sejak jam 8.00 pagi. Luar Biasa antusiasme pekerja perempuan. Sebagaimana disampaikan oleh Bpk. Iqbal ME selaku presiden FSPMI bahwa baru kali ini, DPP FSPMI melaksanakan kegiatan dimana para undangan bisa hadir jauh sebelum waktu yang diagendakan.

Subhanallah luar biasa sekali sambutan dari para peserta. Pada saat membuka acara Bpk. Iqbal ME mengatakan,”Nanti ketika saya turun dari mimbar ini maka Bp. Achmad Firdaus selaku nara sumber seminar akan menjadi orang yang paling ganteng di ruangan ini”. Akh,....... Bpk. Iqbal bisa saja, tentu saja saya akan menjadi yang paling ganteng di ruangan tsb oleh karena seluruh peserta yang hadir pada acara ini seluruhnya adalah pekerja perempuan.

Saya juga tidak menduga bahwa mereka berdatangan dari berbagai PUK di sekitar Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi). Mereka sangat antusias. Saya jadi teringat pada masa lalu saya ketika saya masih bekerja di PT. SANYO Jaya Components Indonesia (1993 – 2003). Apalagi beberapa dari mereka yang hadir adalah mantan anak buah saya di SANYO JCI.
Ya...... keberadaan saya di acara tersebut bagaikan cerita lama, ketika saya berusaha memotivati anak buah saya untuk bekerja lebih produktif lagi dibandingkan saat ini.
Pertanyaan menyangkut bagaimana saya bisa mengaplikasikan Karyawan Multi Income sementara untuk bekerja sebagai operator saja waktunya sudah penuh?.
Saya katakan kepada mereka ”Jangan bangga dengan kalimat SAYA SIBUK!, SAYA TIDAK PUNYA WAKTU! ataupun SAYA REPOT!”. Karena pada hakekatnya ketika dia berbicara seperti itu maka pada saat itu sebenarnya dia sedang berbicara kepada orang lain bahwa dia TIDAK BISA MENGATUR WAKTU bahwa DIA TIDAK BISA MEMANAJEMENI pekerjaannya.

Pertanyaan dari salah seorang peserta yaitu ”Apa kiatnya agar uang hasil investasi atau usaha tidak tercampur dengan uang belanja harian?”. Usaha telah dia lakukan dalam bentuk memisahkan anggaran tersebut dengan sistem amplop tetapi ternyata tidak efektip. Dia masih tetap menggunakan uang di amlop hasil usaha untuk keperluan harian.
Saya katakan kepada peserta, salah satu kiat saya dalam mengantisipasi hal ini adalah dengan menaruh uang pada rekening yang terpisah. Namun perlu diingat bahwa rekening bank tersebut jangan menggunakan ATM karena bila pake ATM maka akan dengan mudah dapat diambil kembali. Buat saya mengambil uang beberapa pulu ribu rupiah saja di kasir akan sangat menyulitkan. Dan kesulitan ini dapat mencegah saya untuk menggunakan dana investasi untuk keperluan harian.

Salah satu peserta mengatakan ” Saya punya cita-cita menjadi seorang pengusaha konveksi namun usaha itu terhenti di tengah jalan. Saya terkendala dengan pemasaran, saat ini 3 buah mesin jahit miliknya mengangur, apa yang harus saya lakukan agar cita-cita tersebut tidak putus di tengah jalan?”. Saya katakan kepadanya bahwa yang namanya cita-cita haruslah ditulis, jadi tidak hanya di akal pikiran kita saja. Setelah ditulis lalu ceritakan cita-cita tersebut kepada orang lain yang satu visi. Dari sanalah jalur perkembangan cita-cita dapat tersalurkan.
Kenapa harus ditulis?, agar kita selalu ingat kepada cita-cita tersebut. Kenapa harus diceritakan kepada orang lain yang satu visi, agar orang lain tahu bahwa kita punya cita-cita tersebut. Kenapa orang lain harus tahu cita-cita kita? Agar kita dapat bersinergi dengan orang tersebut. Menceritakan cita-cita kita kepada orang lainpun dapat men-triger kita untuk secepatnya merealisasikan cita-cita tersebut dalam bentuk usaha yang lebih keras.

Tidak terasa tepat jam 12.00 kumandang adzan Dhuhur berbunyi, akhirnya acarapun ditutup. Satu lagi pembelajaran buat saya dari pelaksanaan seminar ini. Semoga Allah mencatat kehadiran saya di tengah-tengah pekerja perempuan ini sebagai shodaqoh amal jariayah saya. Dan semoga amal jariyah ini dapat menjadi saksi dikemudian hari manakala Allah menghisab saya. Amin Ya Robbal Alamin.

DPP FSPMI, Jln. Raya Pondok Gede Jakarta Timur
5 Mei 2007.
Achmad Firdaus, a MULTI INCOMer.


1 comment:

Anonymous said...

Sungguh baik tulisan anda saya sampai betah membacanya, apalagi cerita tentang seminar di DPP FSPMI, boleh dong Mengisi seminar apabila ditempat kami memerlukan.
Salam Kenal

Sanpa Yamaica Zinccy

Popular Posts