Tuesday, March 10, 2009

Keberkahan


Abdul Fadhil Abu Al-Hamd1, menjelaskan bahwa makna berkah (Al Barokah) ialah berkembang dan bertambah. Harta yang berkah akan dapat berkembang biak. Dia dapat beranak pinak sebesar yang dikehendaki oleh Allah SWT. Berkah juga berarti berkembang menjadi lebih besar.
Bila diandaikan sebuah pohon maka harta yang berkah akan membuat pohon tumbuh besar dengan batang, dahan dan ranting yang makin bertambah banyak dan besar. Daun pohon akan rindang, bunga dan buahnya akan bermanfaat bagi orang disekitarnya. Bukan itu saja, pohonpun akan tumbuh menjadi rumpun pohon yang siap sedia digunakan oleh siapapun yang memerlukannya.
Tumbuh dan berkembang memang merupakan salah satu sifat harta. Di sisi yang lain, harta juga dapat menyusut, mengecil dan setelah itu habis, ludes, nol!, tidak berbekas sama sekali!.
Kita bisa melihat di kehidupan sehari-hari, harta yang dikumpulkan oleh seseorang, pada awalnya tumbuh menjadi banyak, hingga mencapai suatu titik maksimum. Setelah itu harta sedikit demi sedikit berkurang, menyusut, mengecil hingga harta habis tak berbekas.
Penjelasan di atas menunjukan bahwa harta bersifat reversible. Artinya dia bisa kembali ke posisi awal. Berbeda dengan tumbuhnya badan kita yang irreversible. Yang saya maksud dengan irreversible adalah suatu proses yang tidak bisa kembali ke bentuk awal atau posisi awal. Tentu kita tahu, ketika kita lahir dari rahim seorang ibu, kita hanyalah seorang bayi kecil. Lalu kita tumbuh menjadi dewasa. Nah bila sudah dewasa tentunya kita tidak bisa kembali masuk ke dalam rahim ibu bukan?.
Nah berbeda dengan badan kita, harta bisa tumbuh dan berkembang, namun tumbuhnya harta adalah reversible. Dia bisa kembali ke posisi awal bahkan dia bisa sampai ke titik nol. Proses reversible harta ini dipengaruhi oleh keberkahan yang dikandung oleh harta tsb. Seseorang yang memperoleh harta dengan cara yang tidak baik dan tidak benar akan menyebabkan harta menjadi tidak berkah.
Saya ambil contoh harta yang diperoleh orang dengan cara korupsi. Diawalnya harta tsb berlimpah, dia dapat dengan cepat mengumpulkan harta dalam bentuk kendaraan, rumah mewah, deposito, aset usaha dsbnya. Ketika tiba waktunya, yaitu pengadilan memutuskan bahwa dia harus dipenjara. Semua hartanya disita. Istrinya menjadi stress. Anakpun terlibat narkoba dstnya. Nauzdu billahimindzalik.
Berkah juga memiliki arti kebahagiaan. Harta yang berkah akan menjadi adem bagi kehidupan diri sendiri, keluarga maupun orang-orang di sekitarnya. Ademnya harta akan menghasilkan kebahagiaan bagi yang memakainya. Kita bisa melihat kehidupan satu keluarga yang dihidupi dengan harta yang berkah. Keluarga tersebut menjadi harmonis. Ada rasa saling menghormati diantara suami, istri dan anak.
Berkah juga berarti senantiasa menambah kebaikan dan memberikan nilai tambah pada segala sisi kehidupan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang di sekitarnya. Pada salah satu kesempatan, saya pernah berbincang dengan Bp. Yance, Bupati Indramayu. Beliau menceritakan tentang program pendidikan berupa beasiswa yang telah dilakukannya di Indramayu. Menurut penuturan beliau, program tersebut telah menghasilkan dokter dan insinyur. Banyak dari mereka adalah anak-anak dari keluarga yang tidak mampu bahkan beberapa diantaranya adalah anak tukang becak. Subhanallah!, kalo bukan karena keberkahan harta, tidaklah mungkin seorang tukang becak dapat menyekolahkan anaknya hingga menjadi seorang dokter atau insinyur.
Dampak dari keberkahan harta sering menghasilkan sesuatu yang tidak terduga dan sesuatu yang tidak masuk akal. Pada salah satu ayat yaitu di QS Hud 11: 72 – 73 dijelaskan:

72. isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, Apakah aku akan melahirkan anak Padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam Keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh."
73. Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."

Sesungguhnya sesuatu bisa dikatakan aneh dari sudut pandang manusia, namun bagi Allah SWT, sesuatu tersebut adalah sangat mudah.
Untuk mendapatkan keberkahan, biasanya Allah SWT juga akan menguji hambanya terlebih dahulu. Masih ingat cerita Siti Hajar istri Nabi Ibrahim AS?. Saat itu dia ditinggalkan di tengah padang pasir. Siti Hajar tidak dapat menyusui Ismail karena air susunya sudah tidak keluar. Dia harus mimum. Untuk itu dia berlari-lari mencari sumber air. Bergerak dari Shofa ke Marwah, bolak-balik sampai kemudian ternyata sumber mata air zam-zam justru dikeluarkan oleh Allah SWT di dekat kaki Ismail yang ditinggalkannya. Subhanalllah!.

Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah (HR. Ahmad)

Mesti diingat pula bahwa tidaklah kita diberikan keberkahan oleh Allah SWT kecuali bila kita menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana dijelaskan pada QS 7: 96:

Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

No comments:

Popular Posts