Sunday, March 25, 2007

MENGUBAH INFORMASI MENJADI INOVASI

Ted!, ada informasi apa dari shift 3?”, tanya seorang supervisor kepada group leadernya . “ Rotary trans rotor 110 SV banyak yang NG , Pak”. “Dari 1200 yang disuply, 1,5 % disconnect , 1 % kotor “, jawab Tedi seraya menyerahkan laporan produksi shif III kepada atasannya.

Informasi !. Mungkinkah kita hidup tanpa informasi?. Seberapa pentingkah informasi bagi kehidupan kita?. Dimanakah kita mendapat informasi?. Bagaimana kita memanfaatkan informasi ?


Dalam melakukan aktifitas keseharian, mau tidak mau kita selalu bergelut dengan informasi. Sesaat setelah kita bangun dari tidur, kita mendengar burung berkicau. Ketika kita akan mandi, kita mendapati air di bak mandi terasa begitu dingin. Pada saat kita mencicipi sarapan pagi, informasi mengabarkan kepada kita bahwa masakan istri kita begitu lezat.
Informasi tidak bisa bercerita tentang karakteristik maupun wujudnya sendiri, kita sendirilah yang seharusnya dapat menjabarkan dan memanfaatkannya. Saya teringat pada suatu kondisi yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu. Saat itu, hampir 5 % produk dalam proses tidak dapat menjadi finished goods karena mereka tidak lolos dalam pengecekan run out. Nilai standar untuk run out cylinder head HVS adalah lima micro meter (center) dan 10 mikro meter (surface). Sementara nilai run out cylinder head yang NG (not good / rejected good) !00 % bernilai di atas 15 mikro meter. Sebagai seorang yang bertanggung jawab dalam pengontrolan kualitas, saat itu saya merasa bahwa saya sudah tidak mampu lagi untuk menanganinya .
Sampai saatnya manager produksi saya, H Yoshida mengatakan “kalau saja cylinder NG ini bisa bicara tentang apa yang sedang dialaminya saat ini maka tidak akan susah bagi kamu untuk menyimak apa yang dia katakan tetapi kenyataannya mereka tidak bisa bicara, untuk itu buatlah dia bicara tentang apa yang dia alami”.
“Perhatikan baik- baik!”
”Rasakan dengan tanganmu!”
“Dengarkan dengan seksama suaranya!”.
“Ukurlah dengan cermat besaran – besaran yang dia miliki !”.
“Telusurilah proses kejadiannya”!.
Sangat filosofis sekali apa yang beliau katakan.
Akhirnya sesuai dengan yang beliau sarankan, saya mendapatkan bahwa cylinder VHS yang NG disebabkan oleh adanya permukaan cylinder yang tidak rata. Hal ini disebabkan oleh proses cutting yang tidak baik. Sungguh saya mendapatkan satu pelajaran yang sangat berharga dari informasi yang bisu.
Bagaimana informasi dapat berbicara ?
Kita harus dapat mengeksploitasi informasi sehingga dia dapat kita gunakan sesuai keperluan kita. Kita harus dapat memaksa mereka untuk mengatakan apa yang terjadi dan apa yang ingin dia ceritakan kepada kita. Informasi dapat melakukan itu semua apabila kita mampu mengujinya melalui kelima indra kita yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan.
Apakah itu semua sudah cukup ?
TIDAK ! Dua orang yang menerima informasi yang sama belum tentu dapat menerjemahkan informasi dengan bahasa yang sama. Kelima indra kita hanyalah radar yang dapat mnemotret kejadian. Terjemahan terhadap informasi sendiri memerlukan alat bantu lain berupa akal pikiran kita. Tanpa akal pikiran apalah artinya sebuah informasi.
Edwar de Bono dalam buku nya berikir lateral mengatakan bahwa kita harus dapat berfikir positif dalam menyikapi sebuah informasi yang kita dapat. Selanjutnya kita harus dapat mengubah informasi menjadi sebuah ide perbaikan buat kita. Kita harus dapat mengubah informasi menjadi sebuah inovasi.
Perhatikan contoh ilustrasi berikut:
Suatu siang seorang sepervisor meminta data produksi kepada bawahannya namun hingga setengah jam data yang diperlukan tidak diketemukan, entah dimana data tersebut berada. Lantas siapa yang harus bertanggungjawab terhadap masalah ini ?
Seorang yang berfikir positif akan melihat informasi sebagai sebuah ide perbaikan, dia akan menerapkan 5S. Dia buat data recording system dan pengontrolannya namun bagi orang yang tidak berfikir positif tentunya informasi ini tidak akan berarti apa-apa. Ada dan tidak adanya informasi, tidak membuat dia berfikir untuk melakukan inovasi di tempat kerja.

Achmad Firdaus.
HRD Newsletter, Japan-Indonesia HRD Alumni Association Edisi 07 / MAret 2004

1 comment:

Umrah dan Haji said...

Nice artikel pak...bisa untuk pembelajaran bagi semua......

Popular Posts